kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengamat Pertanyakan Komitmen Pengolahan Sampah Terintegrasi di Jakarta dan Sekitar


Minggu, 31 Maret 2024 / 15:24 WIB
Pengamat Pertanyakan Komitmen Pengolahan Sampah Terintegrasi di Jakarta dan Sekitar
ILUSTRASI. JAKARTA,10/10-SAMPAH DI MANGGARAI. Petugas UPK Badan Air menggunakan alat berat untuk memindahkan sampah yang menumpuk di Pintu Air Manggarai, Jakarta, Senin (10/10/2022). UPK Badan Air Pemprov DKI Jakarta memprediksi terdapat ribuan meter kubik sampah yang menumpuk di Pintu Air Manggarai karena terbawa arus deras Sungai Ciliwung sejak Senin (10/10) dini hari. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

KONTAN.CO.ID - JAKARTA -Pengamat lingkungan Sony Teguh Trilaksono mempertanyakan rendahnya komitmen pemerintah daerah Jakarta dan sekitarnya seperti Bekasi, Depok, dan Bogor menjalankan program pengolahan sampah terintegrasi yang hingga kini tak kunjung terlaksana.

“Meskipun telah dikawal pemerintah pusat, menjadi proyek strategis nasional, namun tidak kunjung terlaksana,” kata Sony, melalui keterangan tertulis, Minggu (31/3). Pendiri Rumah Sopan, rumah komunitas pemerhati lingkungan di Bekasi itu, memberikan contoh nyata pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah atau Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter, Jakarta Utara.

Proyek pengolahan sampah itu menjadi listrik tersebut telah direncanakan cukup lama sejak 2009 hingga 2023, melibatkan lima Gubernur, dikawal oleh Peraturan Presiden dan melibatkan lembaga negara terkait, namun akhirnya di 2023 dibatalkan dengan alasan yang menurut banyak pihak kurang logis, yakni "nilai investasi dan biaya operasional terlalu besar".

Baca Juga: Jawa Tengah Berstatus Waspada, Cek Peringatan Dini Cuaca Besok (1/4) Hujan Lebat

“Terlepas dari pro kontra dan dugaan adanya kepentingan dari beberapa pihak, semua itu menunjukkan kurangnya sensitivitas para elit pimpinan terhadap upaya penyelesaian permasalahan yang telah lama membebani masyarakat terkait dampak pengelolaan sampah yang tidak kunjung dikelola secara profesional,” tambah Sony.

Sony juga mempertanyakan bagaimana kelanjutan rencana pembangunan ITF di Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Selatan yang hingga kini tidak kunjung berjalan, meskipun telah ditetapkan konsorsium pelaksananya. Selain itu rencana pengolahan sampah terintegrasi di Bekasi, Depok dan Bogor, termasuk pengelolaan sampah di TPST Bantar Gebang, Bekasi, sering mengalami masalah ledakan timbulan sampah.

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) volume sampah yang terangkut di Jakarta tahun 2022 mencapai 7.543 ton per hari, angka tersebut mengalami peningkatan dari 2021 sebesar 7.234 ton per hari.

Dan berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), DKI Jakarta menghasilkan 3,11 juta ton timbulan sampah sepanjang tahun 2022, naik 0,97% dibanding tahun 2021, tetapi menjadi level tertinggi dalam empat tahun terakhir. Kemudian jumlah tersebut bertambah lagi menjadi 3,14 juta ton sepanjang tahun 2023.

Baca Juga: Sejumlah Ekonom Memperkirakan Inflasi di Maret 2024 Bakal Terkerek, Ini Pemicunya

Secara nasional, berdasarkan data Sistem Informasi Pengolahan Sampah  (SIPSN) KLHK 2023, telah terjadi penurunan timbulan sampah secara nasional.  Tahun 2022 tercatat timbulan sampah sebesar 37,4 JutaTon,namun tahun 2023 menjadi 19,6 Juta Ton, dengan kontribusi terbesar masih dari DKI Jakarta dan Pulau Jawa.  “Apakah indikator nasional tersebut menunjukkan masalah persampahan telah mendapatkan solusi yang tepat? Jawabannya “belum" bahkan masih jauh dari yang diharapkan,” kata Sony.

Karena data yang ada hanya menggambarkan pencapaian kesuksesan dalam upaya pengurangan timbulan sampah,namun belum menggambarkan menurunnya  masalah persampahan yang terjadi. Misalnya overloaded di TPA/TPS, pencemaran sampah di laut, peningkatan sampah liar dan sampah rumah tangga yang tak diangkut.

“Timbulan sampah yang belum terkelola termasuk sampah liar,  volumenya masih cukup besar antara 30%- 40%, sehingga menimbulkan permasalahan tersendiri dalam pengelolaannya,” tambah Sony.

Pengelolaan sampah di Indonesia yang pada umumnya masih menggunakan  sistem Open Dumping atau Sanitary Landfill, yang pada dasarnya hanya melakukan proses pengumpulan/penumpukan sampah di area tertentu (TPA/TPST) tanpa ada proses lebih lanjut. Akibatnya terjadi overloaded atau melebihi daya tampung pada hampir semua TPA/TPST di setiap kota dan ujungnya berpotensi terjadi bencana lingkungan, seperti  longsor, kebakaran, ledakan dan pencemaran udara.

Baca Juga: Indocement (INTP) Petik Hasil Ekspansi, Simak Rekomendasi Sahamnya

Pada dasarnya, berbagai konsep dan teknologi pengolahan sampah telah tersedia dan sudah diterapkan di berbagai negara. Pemerintah dapat mencontoh dengan baik konsep dan tekonologi yang telah berjalan. Pada skala mikro pada individu/kelompok masyarakat seperti proses komposting, pendirian Bank Sampah dan proses daur ulang, maupun sekala makro yang inisiasi oleh Pemerintah seperti penerapan teknologi pemusnahan sampah melalui proses pembakaran, pemanfaatan sampah sebagai bahan baku pembangkit energi (RDF, ITF, Gasifikasi, dll) dan sebagai bahan baku produk tertentu (semen, pupuk, pestisida,dll).

Namun dengan tidak kunjung adanya solusi pengolahan sampah terintegrasi hingga saat ini di Jakarta dan sekitarnya, menunjukkan betapa lemahnya visi-misi, manajerial dan leadership para elit pemerintah daerah dan pihak terkait dalam perencanaan dan pengambilan keputusan projek strategis nasional tersebut. Padahal proyek itu sudah lama ditunggu-tunggu masyarakat karena sangat penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan

Beberapa tahun kedepan, timbulan sampah tak terkendali masih menjadi masalah  lingkungan yang utama di Indonesia, seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk khususnya di lingkungan perkotaan seperti Jakarta, dan kota di sekitarnya, sehingga harus segera dicarikan solusinya karena telah berdampak buruk pada berbagai sisi kehidupan masyarakat terutama kesehatan dan kelayakan tinggal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×