kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat Militer: Kapal Selam dan Kapal Fregat Indonesia Juga Perlu Peremajaan


Senin, 14 Februari 2022 / 07:36 WIB
Pengamat Militer: Kapal Selam dan Kapal Fregat Indonesia Juga Perlu Peremajaan


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati mengatakan, selain pesawat tempur, kapal selam dan kapal fregat Indonesia juga perlu dilakukan peremajaan.

"Kapal fregat dan kapal Selam merupakan alutsista yang harus segera dilaksanakan peremajaan dan modernisasi," kata Nuning kepada Kontan.co.id Minggu (13/2).

Nuning menjelaskan, doktrin operasi gabungan kekuatan laut dan udara saat ini merupakan strategi utama dalam perang modern di masa mendatang.

Tak hanya peremajaan alutsista, penggunaan teknologi Unmanned System diyakini bisa lebih handal dengan biaya pengadaan yang bisa saja lebih murah.

"Sangat penting bagi Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI untuk lebih memberi peran penting penggunaan Unmanned System. Apalagi dalam menghadapi ancaman Cyber, maka Unmanned System merupakan salah satu alternatif yang banyak dipilih negara-negara super power," jelasnya.

Baca Juga: Resmi, Indonesia Membeli 6 Jet Tempur Dassault Rafale dari Prancis

Baca Juga: AS Menyetujui Potensi Penjualan Pesawat F-15ID Senilai US$ 13,9 Miliar ke Indonesia

Mengenai pembelian pesawat tempur yang dilakukan Indonesia baru-baru ini, Ia menilai pembelian Alutsista merupakan bentuk nyata Kementerian Pertahanan RI melaksanakan fungsi untuk pembangunan kekuatan TNI.

"Pembelian pesawat tempur dari berbagai negara seperti dari Perancis dan Amerika Serikat merupakan strategi yang jitu untuk mengimplementasikan balancing of power pada tataran regional dan global. Pembelian Alutsista, termasuk pesawat Tempur, dari negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB dinilai memiliki dampak penangkalan yang tinggi," jelasnya.

Nuning menambahkan, tidak semua negara bisa membeli meskipun anggarannya memadai. Kedua negara baik Perancis maupun Amerika Serikat pasti memiliki kalkulasi yang akurat dalam memproyeksikan kebijakan luar negeri masing-masing.

Oleh karenanya, urgensi pembelian pesawat tempur sangat dipengaruhi dengan situasi dan kondisi yang dihadapi saat ini. Nuning juga menyebut, pembelian Alutsista tidak bisa disamakan dengan pembelian barang-barang umum.

"Butuh proses dan waktu yang lama. Ditambah tingkat kepercayaan yang tinggi dari negara penjual kepada negara pembeli. Kemhan RI sangat gesit melihat peluang yang ada," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×