kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.445   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.107   66,36   0,94%
  • KOMPAS100 1.034   12,73   1,25%
  • LQ45 806   9,73   1,22%
  • ISSI 223   1,91   0,86%
  • IDX30 421   5,94   1,43%
  • IDXHIDIV20 502   10,81   2,20%
  • IDX80 116   1,41   1,23%
  • IDXV30 120   2,66   2,27%
  • IDXQ30 138   2,04   1,50%

Pengamat Indef: Sulit bagi kita berharap rupiah kembali ke asumsi APBN sebelumnya


Selasa, 11 September 2018 / 19:12 WIB
Pengamat Indef: Sulit bagi kita berharap rupiah kembali ke asumsi APBN sebelumnya
ILUSTRASI. ANALISIS - Enny Sri Hartati


Reporter: Martyasari Rizky | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Secara fundamental maupun eksternal, agak sulit bagi kita untuk berharap rupiah akan kembali stabil ke level yang di asumsikan oleh pemerintah di APBN sebelumnya. 

Karena besaran rasio hutang luar negeri Indonesia dan cadangan devisa di bawah 100%, saat ini Indonesia hanya memiliki cadangan devisa sebesar 72%.

Dengan cadangan devisa yang hanya 72%, hal itu tidak sebanding dengan kewajiban pembayaran hutang luar negeri Indonesia. Karena faktor itu, Indonesia termasuk ke dalam negara yang rentan mengalami krisis ekonomi. 

Memang kondisi perekonomian Indonesia dalam arti bahaya itu tidak selalu berpotensi krisis. Tetapi, bahwa ini akan menjadi warning untuk meningkatkan mitigasi Indonesia.

“Perekonomian Indonesia dipengaruhi oleh nilai tukar. Hal itu yang harus diwaspadai,” ujar Enny Sri Hartati, Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Selasa (11/9).

Selain itu Indonesia juga harus lebih berhati-hati dalam mengelola hutang, terutama hutang luar negeri. Proyek-proyek pembangunan infrasruktur yang nantinya tidak bisa meningkatkan ekspor atau penerimaan devisa, sebaiknya ditunda dahulu.

“Kita jangan mengambil hutang yang denominasinya menggunakan dollar. Karena konsekuensi dari hutang luar negeri, Bunga dan cicilannya kan harus dibayar dengan dollar,” ujarnya.



TERBARU

[X]
×