Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pengamat memperkirakan cadangan devisa sukar menembus level US$ 100 miliar pada akhir tahun nanti. Pasalnya, laju cadangan devisa itu akan tertahan aksi profit taking pada investor menjelang akhir tahun nanti.
Pengamat pasar uang Farial Anwar memperkirakan, cadangan devisa hanya berada di kisaran US$ 95 miliar pada akhir tahun nanti. Bahkan, dia menduga, cadangan devisa yang selama ini ditopang oleh aliran dana asing akan berkurang karena investor akan merealisasikan keuntungan pada awal Desember nanti. "Kemungkinan naik lagi sulit karena di berbagai negara pun sedang terjadi spekulasi," katanya, Senin (29/11).
Menurut Farial, cadangan devisa seharusnya disokong dari hasil suatu sektor dalam negeri seperti hasil ekspor, perusahaan pemerintah yang dikelola Bank Indonesia, pinjaman luar negeri dalam valuta asing, dan hibah. "Tapi kenyataannya itu malah kecil presentasenya bila dibandingkan dengan arus modal asing (hot money)," jelasnya.
Sementara, pengamat ekonomi Purbaya Yudhi Sadhewa menduga, cadangan devisa berkisar US$ 94 miliar hingga US$ 100 miliar. Ia memperkirakan cadangan devisa masih terus naik karena arus dana asing masih akan terus mengalir ke dalam negeri. "Tergantung dari perkembangan yang terjadi di global termasuk Korea maupun Eropa sana," terangnya.
Sebelumnya, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Bank Indonesia (BI) memprediksi, cadangan devisa bisa menembus US$ 100 miliar hingga akhir tahun ini. Akhir November 2010 lalu, cadangan devisa telah menembus US$ 93 miliar. Ini cadangan devisa tertinggi dalam sejarah RI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News