Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat Perbankan dari Universitas Bina Nusantara Doddy Ariefianto menilai pertumbuhan ekonomi di kuartal I-2020 masih berkisar di level 4%-4,5% secara year-on-year (yoy).
Menurut Doddy, faktor yang masih mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal ini adalah konsumsi rumah tangga. Meski begitu, ia tidak memungkiri pertumbuhan perekonomian pada kuartal ini juga akan mengalami sedikit pelemahan akibat dampak dari virus Corona.
"Aktivitas yang masih stabil itu adalah konsumsi, tapi kuartal I saya kira agak kena hit karena memang sudah ada yang mulai melakukan pembatasan sosial secara mandiri. Jadi ya sudah mulai terasa tapi belum besar," ujar Doddy kepada Kontan.co.id, Minggu (3/4).
Baca Juga: Begini proyeksi PDB di kuartal I dan II dari ekonom CORE
Untuk kuartal II-2020, Doddy memperkirakan akan tumbuh negatif antara 1%-2%. Proyeksi ini sejalan dengan meningkatnya kasus positif Corona di Indonesia yang kemudian berimbas pada berbagai sektor.
Doddy juga menilai, rontoknya konsumsi rumah tangga juga akan turut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II tahun ini. Namun, ia masih berharap bahwa dengan adanya berbagai kebijakan dan insentif yang diluncurkan dari pemerintah masih bisa membuat ekonomi berada di atas 0%.
Kemudian, untuk proyeksi secara full year, menurut Doddy dalam skenario positifnya perekonomian nasional bisa tumbuh antara 0%-1%. Namun, apabila tidak ada sentimen yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi ke arah positif, maka ia proyeksikan tahun ini perekonomian akan tumbuh negatif 0%-1%.
"Mestinya di Kuartal IV bisa rebound atau kondisinya tidak lebih buruk dibandingkan kuartal III," kata Doddy.
Ia menegaskan, proyeksi ini akan sangat bergantung pada kondisi pandemi di dalam negeri, serta sentimen positif yang berasal dari luar negeri. Misalnya seperti penemuan vaksin atau obat yang dapat menyembuhkan pasien positif.
Apabila pada akhir kuartal II terdapat sentimen positif, maka tentu pertumbuhan ekonomi kuartal III dan kuartal IV akan mengalami sedikit perbaikan. Sebaliknya, jika sentimen positif tak muncul, maka kuartal selanjutnya akan mendapatkan imbas dari pertumbuhan negatif di kuartal II.
Lebih lanjut, Doddy menilai insentif dan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah saat ini sudah cukup. Bahkan, ia mengingatkan agar sebaiknya pemerintah bisa sedikit konservatif.
Baca Juga: Ekonom Indo Premier prediksi PDB di kuartal II tumbuh 2,5%
Pasalnya, setelah pandemi ini berakhir pemerintah masih harus bertugas untuk mengangkat perekonomian yang terpuruk.
"Saat ini kebijakan pemerintah sudah proporsional, hanya saja pengawasan di lapangannya memang masih kurang," kata Doddy.
Terakhir, Doddy menyarankan agar pemerintah dapat mengubah skema kartu prakerja menjadi bantuan sosial berupa bantuan langsung tunai (BLT).
Menurutnya, skema ini akan lebih efektif dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, daripada melakukan pelatihan daring yang bisa didapat dari mana saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News