kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Penetapan UMP DKI Jakarta terancam molor


Rabu, 29 Oktober 2014 / 21:24 WIB
Penetapan UMP DKI Jakarta terancam molor
ILUSTRASI. Cara Memakai Verifikasi Dua Langkah WhatsApp untuk Keamanan Pengguna WA


Reporter: Benedictus Bina Naratama | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Sidang penetapan nilai komponen Kebutuhan Hidup Layak (KHL) DKI Jakarta yang digelar pada Selasa (28/10) berakhir dengan deadlock. Kebuntuan sidang dewan pengupahan ini disebabkan oleh unsur buruh yang kembali menuntut perubahan beberapa komponen KHL.

Anggota Dewan Pengupahan dari unsur pengusaha, Sarman Simanjorang menuturkan belum adanya kesepakatan dalam penetapan KHL bulan Agustus hingga Oktober antara buruh dengan pengusaha. "Sidang masih deadlock karena ada permintaan dari buruh untuk menaikkan komponen sewa kamar, Air, dan Transportasi," jelasnya, Rabu (29/10).

Sarman mengaku bahwa pihaknya telah menaikkan nilai ketiga komponen tersebut ketika melakukan survei KHL ulang pada Jumat minggu lalu. "Kita dari unsur pengusaha sudah menaikkan tapi dari unsur buruh belum mau menerima," ujarnya.

Buruh menginginkan besaran nilai transportasi naik menjadi Rp 420.000/bulan atau naik Rp 3.500 menjadi Rp 14 ribu per hari. Selain itu, buruh juga menuntut persediaan 3 galon air mineral dengan nilai Rp 54.360/bulan. Lalu sewa kamar juga naik menjadi Rp 800.000 per bulan dari yang tadinya Rp 671.000.

Sarman mengungkapkan unsur pengusaha menyetujui beberapa tuntutan buruh tersebut. "Air 3 galon kita penuhi, tapi mereka minta juga sewa kamar menjadi Rp 800.000 dan transport naik Rp 3.500/hari," tegas Sarman.

Dengan belum disepakatinya angka KHL untuk bulan Agustus-Oktober, ditakutkan penetapan besaran UMP 2015 DKI Jakarta terancam molor. Sarman menyatakan ada kemungkinan penetapan UMP 2015 molor dari target awal, yaitu awal November.

Menurut rencana, dewan pengupahan akan menggelar sidang penetapan KHL pada hari ini, Kamis (30/10). "Besok (Kamis, 30/10) kami akan melanjutkan sidang kembali," ungkap Sarman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×