Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencatatkan kinerja yang ciamik sepanjang Januari-Oktober 2019. Sektor minyak dan gas (migas) menjadi penyumbang terbesar penerimaan negara tersebut.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi PNBP mencapai Rp 332,9 triliun sampai dengan akhir Oktober 2019. Angka tersebut setara dengan 88% dari target sampai akhir tahun senilai Rp 378,29 triliun. Bila dibandingkan dengan periode sama tahun lalu PNBP tumbuh 3,6%.
Direktur PNBP Kemenkeu Wawan Sunarjo mengatakan, pencapaian PNBP sektor migas menjadi motor penggerak utama realisasi PNBP. Tercatat, PNBP dari migas, pada sepanjang Januari-Oktober 2019 telah mencapai 88% dari target sebesar Rp 159,77 triliun.
Baca Juga: Reformasi pajak belum membuktikan perbaikan tax ratio
“Optimistis akan mencapai target sepanjang rata-rata Indonesia Crude Price (ICP) masih di atas US$ 60 per barel dan lifting minyak terjaga,” kata Wawan kepada Kontan.co.id, Kamis (13/11).
Wawan mengatakan, pihaknya telah menyiapkan upaya ekstra untuk mengejar target PNBP 2019, khususnya di sektor migas dan batubara. Menurut Wawan, optimalisasi penerimaan mineral dan batubara (minerba) bisa dilakukan melalui penguatan fungsi pengawasan yang dilakukan bersama dengan Direktorat Jenderal Anggaran (DJA), Direktorat Jenderal Pajak (DJP), dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC).
Hal ini juga didorong dengan melakukan verifikasi, penagihan, dan pemeriksaan di sektor minerba. Selanjutnya, pemerintah juga akan mengupayakan perbaikan administrasi dan tata kelola migas, serta melakukan pengendalian cost recovery.
Baca Juga: Optimalisasi PNBP, pemerintah ingin sewakan hewan langka ke negara lain