Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai hingga akhir Februari 2023 mencapai Rp 53,27 triliun. Realisasi tersebut mencapai 17,57% dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023.
Hanya saja, penerimaan kali ini turun 6,13% (YoY) jika dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama di tahun lalu. Penerimaan kepabeanan dan cukai yang sedikit melambat ini diakibatkan oleh penerimaan bea keluar (BK) yang menurun. Namun demikian, penerimaan bea masuk (BM) dan cukai masih menunjukkan kinerja positif.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, penerimaan bea masuk tercatat Rp 7,88 triliun atau tumbuh 15,64% YoY. Peningkatan peneriman bea masuk ini disebabkan oleh pelemahan kurs Rupiah dibandingkan bulan Februari tahun lalu dan penerimaan dari komoditas utama yang masih tumbuh.
Baca Juga: Dirjen Bea dan Cukai Tegaskan Larangan Impor Baju Bekas
"Jadi penerimaan dari komoditas utama kita masih tumbuh ditambah dengan kurs yang melemah sehingga penerimaan itu dalam bentuk rupiah mengalami kenaikan 15,64%," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, Rabu (22/2).
Dilihat dari besaran nilainya, penerimaan bea masuk terbesar berasal dari gas, kendaraan roda empat, suku cadang, mesin tambang dan kontruksi, serta beras.
Hanya saja, penerimaan bea keluar tercatat Rp 2,04 triliun atau mengalami penurunan 69,01% YoY. Ini disebabkan oleh turunnya volume ekspor komoditas mineral dan harga CPO.
Sementara itu, Menkeu bilang, untuk penerimaan cukai justru tercatat Rp 42,27 triliun atau turun tipis 0,01% YoY. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya pemesanan pita cukai bulan Desember 2022.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News