CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.343.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.729   -36,00   -0,21%
  • IDX 8.407   44,65   0,53%
  • KOMPAS100 1.165   5,83   0,50%
  • LQ45 849   5,46   0,65%
  • ISSI 293   1,52   0,52%
  • IDX30 443   2,43   0,55%
  • IDXHIDIV20 514   3,54   0,69%
  • IDX80 131   0,83   0,64%
  • IDXV30 136   0,12   0,09%
  • IDXQ30 142   1,06   0,76%

Penerbitan SRBI Terus Berkurang, Kini Hanya Rp 699,30 Triliun pada 17 November 2025


Rabu, 19 November 2025 / 15:41 WIB
Penerbitan SRBI Terus Berkurang, Kini Hanya Rp 699,30 Triliun pada 17 November 2025
ILUSTRASI. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. Penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) terus menurun sebagai langkah ekspansi likuiditas.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) terus menurun sebagai langkah ekspansi likuiditas.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mencatat, posisi SRBI dari Rp 916,97 triliun pada awal tahun 2025, kini menjadi Rp 699,30 triliun pada 17 November 2025.

“Ekspansi likuiditas rupiah ditempuh BI melalui penurunan posisi instrumen moneter SRBI,” tutur  Perry dalam konferensi pers, Rabu (19/11/2025).

Selain itu, BI juga telah membeli SBN sebagai bentuk sinergi erat antara kebijakan moneter dan kebijakan fiskal, yang hingga 18 November 2025 mencapai Rp 289,91 triliun.

Nilai tersebut termasuk pembelian di pasar sekunder dan program debt switching dengan Pemerintah sebesar Rp 212,60 triliun.

Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Melemah, Begini Penjelasan Bank Indonesia

Ia menambahkan, pembelian SBN di pasar sekunder dilakukan sesuai mekanisme pasar, terukur, transparan, dan konsisten dengan program moneter dalam menjaga stabilitas perekonomian sehingga dapat terus menjaga kredibilitas kebijakan moneter.

Sebelumnya, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juli Budi Winantya menyampaikan, meski nilai SRBI terus menurun, penerbitan SRBI masih akan terus dilakukan.

Pasalnya, SRBI ini merupakan instrumen moneter, instrumen kontraksi, yang tentunya masih akan terus diperlukan sebagai bagian dari operasi moneter.

“Jadi SRBI sebagai instrumen moneter akan tetap ada,” tutur Juli dalam pelatihan wartawan BI, Jumat (24/10/2025).

Juli menjelaskan, bahwa operasi moneter dapat dilakukan dalam bentuk penyerapan likuiditas dari sistem apabila diperlukan, atau penambahan likuiditas jika kebijakan yang diterapkan bersifat ekspansif.

Ia juga menambahkan bahwa instrumen moneter tersebut dimaksudkan untuk mentransmisikan kebijakan dari BI-Rate ke suku bunga pasar uang, suku bunga perbankan, dan pada akhirnya ke sektor riil.

Ke depan, Juli menambahkan, selain melalui instrumen SRBI, menerbitkan BI-FRN (Floating Rate Note) dan pengembangan Overnight Index Swap (OIS) untuk tenor di atas overnight untuk membentuk struktur suku bunga yang berdasarkan transaksi di pasar uang.

Baca Juga: Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Perlu Terus Ditingkatkan

Selanjutnya: Petrokimia Gresik Perkuat Strategi Ekonomi Sirkular

Menarik Dibaca: Harga Emas Hari Ini Lanjut Naik Saat Pasar Saham Global Melemah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×