kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.060   76,41   1,09%
  • KOMPAS100 1.056   15,99   1,54%
  • LQ45 831   13,98   1,71%
  • ISSI 214   1,38   0,65%
  • IDX30 424   7,59   1,82%
  • IDXHIDIV20 511   8,76   1,75%
  • IDX80 120   1,83   1,54%
  • IDXV30 125   0,81   0,66%
  • IDXQ30 141   2,26   1,63%

Penerbitan SBN di RAPBN 2025 Meningkat, Imbal Hasil Bisa Naik


Kamis, 22 Agustus 2024 / 16:59 WIB
Penerbitan SBN di RAPBN 2025 Meningkat, Imbal Hasil Bisa Naik
ILUSTRASI. Obligasi. 


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Rencana penerbitan surat berharga negara (SBN) pada 2025 yang meningkat diperkirakan menjadi salah satu faktor imbal hasil yang ditawarkan pemerintah naik.

Imbal hasil yang meningkat tersebut, akan menjadi gula-gula untuk menarik banyak investor agar target penerbitan SBN yang direncanakan bisa tercapai.

Untuk diketahui, pemerintah berencana menerbitkan utang baru melalui SBN sebesar Rp 642,56 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.

Mengutip Buku II Nota Keuangan RAPBN 2025 disebutkan, penerbitan SBN tersebut naik 42,2% jika dibandingkan dengan outlook APBN tahun 2024 sebesar Rp 451,85 triliun.

Sementara itu, imbal hasil alias yield SBN tenor 10 tahun pada 2025 direncanakan sebesar 7,1%. Target tersebut lebih tinggi dari target APBN 2024 yang sebesar 6,7%.

“Peningkatan penerbitan SBN akan berpotensi mendorong supply risk di pasar obligasi sehingga berpotensi mendorong kenaikan yield SBN,” tutur Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada Kontan, Kamis (22/8).

Baca Juga: Kepemilikan Asing di SBN Naik, Porsinya Capai 14,4% dari Total SBN

Disamping itu, Josua melihat dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian global terutama kondisi Amerika Serikat (AS) yang mengalami perlambatan, terindikasi dari inflasi dan kondisi pasar tenaga kerja AS yang melonggar, akan membuka jalan penurunan suku bunga bank sentral global terutama The Fed.

Nah, faktor penurunan suku bunga The Fed juga selanjutnya akan mendukung aliran modal asing ke pasar keuangan negara berkembang, termasuk Indonesia. Sehingga, penerbitan SBN juga akan menjadi salah satu daya tarik.

“Oleh sebab itu, dampaknya akan cenderung mixed, meskipun menurut pandangan kami, faktor penurunan suku bunga The Fed yang berpotensi mendukung penurunan suku bunga acuan BI diperkirakan akan mendukung yield SBN akan dibawah 7%,”  kata Josua.

Selanjutnya: Wijaya Karya (WIKA) Mau Ajukan Cost Overrun untuk KCIC, Begini Progresnya

Menarik Dibaca: Survei Manulife : Masyarakat Indonesia Hadapi Tekanan Finansial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×