kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.172   20,00   0,12%
  • IDX 7.060   76,41   1,09%
  • KOMPAS100 1.056   15,99   1,54%
  • LQ45 831   13,98   1,71%
  • ISSI 214   1,38   0,65%
  • IDX30 424   7,59   1,82%
  • IDXHIDIV20 511   8,76   1,75%
  • IDX80 120   1,83   1,54%
  • IDXV30 125   0,81   0,66%
  • IDXQ30 141   2,26   1,63%

Pemerintah Tarik Pinjaman Lebih Banyak, Ekonom: Mungkin untuk Jaga Imbal Hasil SBN


Jumat, 12 Juli 2024 / 14:43 WIB
Pemerintah Tarik Pinjaman Lebih Banyak, Ekonom: Mungkin untuk Jaga Imbal Hasil SBN
ILUSTRASI. Pemerintah memutuskan untuk meningkatkan penarikan pinjaman dan mengurangi penerbitan surat berharga negara (SBN).


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memutuskan untuk meningkatkan penarikan pinjaman dan mengurangi penerbitan surat berharga negara (SBN). Dalam APBN 2024, pinjaman hanya ditargetkan sebesar Rp 18,4 triliun, namun target tersebut naik menjadi Rp 101,3 triliun. 

Sementara itu, target penerbitan SBN justru turun, dari semula sebesar Rp 666,4 triliun menjadi Rp 451,9 triliun.

Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalia Situmorang menilai, pemerintah lebih memilih opsi menaikkan pinjaman dan menurunkan penerbitan SBN, kemungkinan karena bunga pinjaman lebih murah dibandingkan dengan pembayaran kupon ke investor pemegang SBN.

Baca Juga: Pemerintah Pilih Opsi Tingkatkan Pinjaman dan Kurangi Penerbitkan Surat Utang

Disamping itu, ia juga menilai kemungkinan keputusan tersebut dipilih lantaran pemerintah ingin menjaga kestabilan imbal hasil SBN.

Sebab lanjutnya, jika penerbitan SBN naik, menjadi salah satu faktor yang menyebabkan imbal hasil SBN menjadi naik. Imbasnya bisa menyebabkan harga obligasi turun, dan akan merugikan para investor.

“Jadi alasannya lebih ke oportunitas dan menjaga kestabilan yield SBN,” tutur Ana sapaan akrab Hosianna kepada Kontan, Jumat (12/7).

Ia juga menyampaikan, dengan pengurangan penerbitan SBN, harapannya imbal hasil SBN bisa stabil.

Hal tersebut juga berkaitan dengan antisipasi dari kenaikan imbal hasil SBN akibat imbal hasil dari Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang tinggi di kisaran 7,3% hingga 7,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×