kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.919   11,00   0,07%
  • IDX 7.206   64,80   0,91%
  • KOMPAS100 1.107   11,94   1,09%
  • LQ45 879   12,35   1,43%
  • ISSI 221   0,71   0,32%
  • IDX30 449   6,58   1,49%
  • IDXHIDIV20 540   5,75   1,08%
  • IDX80 127   1,49   1,19%
  • IDXV30 134   0,41   0,31%
  • IDXQ30 149   1,74   1,18%

Imbal Hasil SBN Berpotensi Turun, BI Diharapkan Batasi Penerbitan SRBI


Selasa, 23 Juli 2024 / 16:43 WIB
Imbal Hasil SBN Berpotensi Turun, BI Diharapkan Batasi Penerbitan SRBI
ILUSTRASI. Petugas menghitung uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing, Jakarta, Minggu (9/6/2024). Pemerintah dan Komisi XI DPR menyepakati perubahan asumsi makro nilai tukar rupiah dan imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) antara Rp15.300 hingga Rp15.900 per dolar AS, dimana sebelumnya Bank Indonesia mematok kurs rupiah di kisaran Rp15.300 hingga Rp15.700 per dolar AS dan usulan pemerintah di rentang Rp15.300 hingga Rp16.000 per dolar AS. ANTARA FOTO/Reno Esnir/Spt.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Penempatan dana perbankan pada Surat Berharga Negara (SBN) cenderung menurun bila dibandingkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Melihat kondisi tersebut, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menilai, agar BI diharapkan memiliki exit strategy, seperti mengurangi frekuensi lelang SRBI.

Hal ini sejalan dengan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dan ruang penurunan suku bunga BI yang akan mendorong yield atau imbal hasil SBN menurun.

“Selain itu, BI juga diharapkan selektif dalam lelang SRBI sedemikian. Sehingga tetap memberikan guidance yang clear pada pasar,” tutur Josua kepada Kontan, Selasa (23/7).

Baca Juga: Bank Indonesia Tegaskan SRBI Bukan Saingan Kredit

Josua mencatat, hingga Juli 2024 kepemilikan perbankan pada SBN menurun secara year to date (ytd) jadi Rp 262 triliun. Di saat yang sama ekses likuiditas perbankan yang ditempatkan pada SRBI cenderung meningkat sekitar Rp 520,5 triliun (ytd) per 18 Juli 2024.

Meskipun penempatan perbankan pada SRBI meningkat, Josua mencatat, penyaluran kredit per Juni 2024 masih tetap meningkat Rp 388,5 triliun sehingga fungsi intermediasi perbankan pun tetap meningkat.

Adapun Josua menambahkan, meskipun imbal hasil dari SRBI dengan tenor 12 bulan cenderung kompetitif jika dibandingkan dengan imbal hasil SBN dengan tenor yang panjang, namun pada kenyataannya, kondisi pasar SBN cenderung tetap stabil dan tidak mendorong kenaikan yield SBN yang signifikan.

Hal tersebut dipengaruhi oleh penerbitan SRBI atau sekuritas valuta asing Bank Indonesia (SVBI).

Baca Juga: Dana Asing Masuk pada Pekan Ketiga Juli 2024

Dengan demikian, lanjutnya, SRBI sebagai salah satu instrumen operasi moneter yang diterbitkan oleh BI ditujukan untuk mendukung pengembangan pasar uang dan pasar valuta asing cenderung tidak mempengaruhi pasar SBN.

“Dan mengingat underlying dari instrumen SRBI adalah SBN, maka jika BI menambah penerbitan SRBI maka penempatan BI pada SBN juga cenderung meningkat,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×