Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pemulihan hutan masih lamban ketimbang laju perusakan hutan. Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta mengungkapkan, laju pemulihan hutan hanya sebesar 0,5 juta hektare sementara laju kerusakan hutan sekitar 0,7 juta per hektare per tahun.
Tak heran, jika Gusti menyebutkan terjadinya bencana alam merupakan imbas dari kerusakan alam. Menurutnya, kerusakan alam ini bukan hanya merugikan ekonomi melainkan juga merenggut korban jiwa.
"Hal ini disebabkan kegiatan industri terutama pertambangan yang merusak lingkungan, masih maraknya pembalakan liar (illegal logging), konversi lahan untuk pemukiman dan perkebunan serta yang tidak kalah seriusnya adalah pembakaran hutan dan lahan," katanya dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Selasa (7/6).
Karena itu, Gusti mengatakan, ancaman kelestarian hutan perlu diantisipasi secara optimal dimana seluruh aktivitas pembangunan harus berwawasan lingkungan dan mengacu pada daya dukung, daya tampung serta pencadangan. Dia juga meminta upaya pencegahan dan rehabilitas hutan ditingkatkan.
Selain itu, dia mengatakan konversi lahan harus melihat aspek tata ruang melalui kajian lingkungan hidup strategis. "Hal yang penting lagi adalah melanjutkan dan mengembangkan upaya penanaman dan pemeliharaan pohon seperti gerakan 1 miliar," tambahnya.
Menurutnya, langkah tersebut sejalan dengan komitmen Indonesia menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26% dibawah kondisi business as usual tahun 2020, dimana kontribusi reduksi emisi dari sektor hutan dan lahan gambut sekitar 80%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News