kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pemerintah yakin target penyaluran KUR sektor produksi 60% tercapai


Jumat, 05 April 2019 / 16:05 WIB
Pemerintah yakin target penyaluran KUR sektor produksi 60% tercapai


Reporter: Grace Olivia | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menargetkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor produksi akan meningkat di tahun 2019. Penyaluran KUR sektor produksi dipatok sebesar 60% dari total penyaluran KUR tahun ini yang mencapai Rp 140 triliun.

Tahun lalu, pemerintah mematok target penyaluran KUR sektor produksi sebesar 50% dari target keseluruhan penyaluran Rp 123,8 triliun. Meski lebih tinggi dari tahun 2017, realisasi penyaluran KUR sektor produksi seperti pertanian, perikanan, industri, konstruksi, dan jasa - jasa pada 2018 tersebut meleset dari target yaitu hanya mencapai 46,8%.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir, meyakini, penyaluran KUR sektor produksi akan terus meningkat seiring dengan sejumlah terobosan baru yang dilakukan pemerintah.

Pertama, pemerintah telah menambah sektor-sektor produksi yang menjadi prioritas penyaluran KUR sebagaimana tertuang dalam ayat 2 pasal 14 Peraturan Kemenko (Permenko) Nomor 8 Tahun 2018.

Penyaluran KUR diprioritaskan pada sektor produksi yaitu sektor yang menambah jumlah barang dan/atau jasa di sektor pertanian, perburuan dan kehutanan, sektor kelautan dan perikanan, sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, sektor pertambangan garam rakyat, sektor pariwisata, sektor jasa produksi, serta sektor produksi lainnya.

"Sebelumnya sektor produksi kita batasi, tapi sekarang bisa sektor apa saja selama sektor tersebut memang produktif," kata Iskandar, Kamis (4/4).

Kedua, pemerintah juga gencar menyalurkan KUR khusus yaitu KUR perikanan rakyat, KUR peternakan rakyat, dan KUR perkebunan rakyat. Kemudian ada pula skema KUR khusus pengadaan dryer atau alat pendukung pertanian, serta KUR garam rakyat.

Iskandar menyebut, penyaluran KUR khusus tersebut dilakukan melalui kelompok-kelompok usaha bersama yang umumnya telah memiliki offtaker perusahaan besar.

"Selama ini kan permasalahan petani, peternak, dan nelayan itu adalah saat mereka panen, mereka susah menjual. Nah, ini sudah ada offtaker-nya juga. Jadi, penyaluran KUR lebih mudah dan efektif secara kelompokan meski perjanjiannya tetap dilakukan secara individual," terang Iskandar.

Terakhir, Sekretaris Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM itu meyakini, penyaluran KUR Sektor Produksi akan terdorong oleh skema KUR baru seperti KUR Pariwisata dan KUR Pensiunan yang belum ada di tahun-tahun sebelumnya.

KUR Pensiunan rencananya akan diberikan kepada para pensiunan dan atau pegawai pada masa persiapan pensiun (MPP), baik Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun swasta yang memiliki usaha produktif.

"Skemanya sedang dalam proses harmonisasi, yaitu legal drafting untuk memastikan tidak ada aturan yang bertentangan. Mestinya bisa kelar dalam bulan April ini dan mulai efektif disalurkan pada Mei mendatang," kata dia.

Pemerintah juga akan mendorong penyaluran KUR Pariwisata yang ditujukan untuk pengembangan usaha pariwisata di 10 lokasi Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) dan 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Sebab, sektor pariwisata merupakan penyumbang devisa kedua terbesar ke Indonesia setelah sektor persawitan.

"Prinsipnya sama, lewat KUR Mikro atau KUR Kecil dengan suku bunga 7%. Kami tidak tetapkan target plafon untuk masing-masing KUR, pokoknya sesuai potensinya saja," pungkas Iskandar.

Sebagai mitra penyalur KUR terbesar, Executive Vice President Bisnis Kecil dan Kemitraan Bank Rakyat Indonesia (BRI) Hari Purnomo menambahkan, BRI juga melakukan sejumlah inovasi untuk menggenjot menyaluran KUR sektor produksi.

Terutama, dalam hal meningkatkan aksesibilitas para calon kreditur terhadap KUR. "Kami punya lebih dari 400.000 agen kredit BRI Link yang bertugas memberi informasi tentang produk KUR, khususnya di daerah remote di mana kita tidak punya unit kerja dalam bentuk kantor," ujar Hari.

Tahun ini, BRI juga melakukan inovasi penyederhanaan proses bisnis melalui fitur BRI SPOT yang merupakan digitalisasi proses kredit berbasis internet untuk kredit mikro.

Dengan fitur ini, Hari menjelaskan, agen pemasaran BRI dapat langsung mengunjungi pemohon dan memproses pengajuan KUR. Jika pemohon telah memenuhi ketentuan dan lolos analisa, penyaluran KUR dapat dilakukan dalam waktu tak lebih dari dua hari.

"Setelah disetujui oleh pemutus, KUR bisa langsung direalisasi. Paling lama dua hari, pemohon sudah bisa punya rekening KUR," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×