kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45914,01   4,70   0.52%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah terus menggenjot pendapatan negara


Kamis, 14 November 2013 / 21:30 WIB
Pemerintah terus menggenjot pendapatan negara
ILUSTRASI. tanda kolesterol


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pemerintah terus menggenjot realisasi anggarannya menjelang akhir tahun 2013. Menurut Menteri keuangan Chatib Basri, realisasi Anggaran pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2013 terus mengalami perbaikan.

Contoh, untuk realisasi pendapatan negara per 11 November 2013 sudah mencapai Rp 1.432 triliun atau sekitar 95,3% dari target APBN-P.

Dalam APBN-P, target pendapatan negara mencapai Rp 1.502 triliun. Artinya, pendapatan pemerintah masih kurang sebesar Rp 70 triliun.

Sementara untuk realisasi belanja negara hingga tanggal yang sama sudah mencapai Rp 1.658,9 triliun. Dengan begitu telah terjadi defisit sekitar Rp 226,9 triliun.

“APBN kita tahun ini kurang lebih akan sesuai target tahun ini,” ujar Chatib, kamis (14/11) di Istana Negara.

Sayang Chatib tidak menjelaskan penyerapan anggaran lebih rinci lagi. Memang, pemerintah memperkirakan defisit APBN-P tahun 2013 ini akan jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya.

Akibatnya, penyerapannya juga tidak akan sebesar tahun-tahun sebelumnya. Namun, Chatib optimistis, kebijakan ini merupakan yang tepat di tengah kondisi ekonomi seperti ini.

Kualitas penyerapan anggaran

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta kepada menteri-menterinya supaya bisa membelanjakan anggaran tahun ini dengan tepat, dan efektif.

Menurut SBY, jangan sampai kualitas penyerapan anggaran tidak sesuai dengan jumlah anggaran yang diserap. Sehingga output yang dirasakan rakyat tidak begitu memberikan dampak. Untuk itu, SBY juga telah melakukan evaluasi atas penggunaan anggaran tersebut.

Terkait kinerja pemerintah dalam menggunakan anggarannya, Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengatakan, untuk mengukur seberapa besar dampak dari penggunaan anggaran, tergantung dari jenis belanjanya.

Misalnya, untuk belanja barang dan belanja modal yang berbeda. Untuk merealisasikannya membutuhkan waktu yang tidak sebentar, terutama terkait proyek infrastruktur. “Jadi, kalau dalam satu dua bulan tidak mungkin digenjot tinggi,” ujarnya

Enny juga mengusulkan, kalau belanja modal tidak bisa terserap tahun ini, penggunaannya diperpanjang sampai tahun depan. Tetapi, tidak dimasukkan sebagai Sisa Lebih Perhitungan (Silpa) tahun 2013. Melainkan, dijadikan sebagai proyek yang multi years, bukan single years. Dengan begitu, maka dana yang terserap bisa tetap digunakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×