Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Front loading kembali dijadikan pemerintah sebagai strategi pembiayaan utang di tahun depan. Strategi ini dianggap masih aman untuk menghadapi kondisi tahun depan yang masih akan diliputi ketidakpastian.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemkeu), total penerbitan surat berharga negara (SBN) bruto tahun depan mencapai Rp 825,7 triliun.
Jumlah ini, lebih rendah dibanding target penerbitan SBN bruto tahun 2018 yang sebesar Rp 856,49 triliun, meski outlook tahun ini hanya Rp 799 triliun.
"Rencananya 50%-60% (akan diterbitkan di semester I)," kata Direktur Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemkeu Loto Srinaita Ginting kepada Kontan.co.id, Selasa (4/12).
Dalam mengawali rencana itu, pemerintah telah menerbitkan global bond sebesar US$ 3 miliar pada hari ini dalam rangka pre funding 2019.
Sementara itu, penerbitan SBN rupiah pada tahun depan semakin mendominasi, yaitu sekitar 83%-86% dari total penerbitan SBN bruto.
Sedangkan sisanya, yakni sebesar 14%-17%, merupakan penerbitan SBN valas. Biasanya, pemerintah menetapkan porsi penerbitan SBN valas mencapai 20% dari total penerbitan SBN bruto.
"Porsi valas tahun depan lebih kecil. Tetapi tidak mengurangi fleksibilitas pemerintah untuk menggunakan instrumen yang ada," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News