Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto
Terkait kekhawatiran Moody's terhadap alokasi pembangunan infrastruktur yang menurun pun ditepis oleh Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kemkeu Nufransa Wira Sakti
Pasalnya, alokasi anggaran infrastruktur tahun ini masih lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yaitu dari Rp 410,4 triliun menjadi Rp 415 triliun.
Meski, pertumbuhan kenaikannya anggaran infrastruktur jauh melambat yakni hanya 1,1% dibandingkan tahun lalu yang tumbuh 8,1%.
Namun, Frans menjelaskan, investasi pada infrastruktur akan tetap terjaga. " Dukungan pemerintah daerah melalui ketentuan alokasi anggaran infrastruktur sebesar 25% dari total Dana Transfer Umum diharapkan mampu mendukung kebutuhan investasi," ujarnya.
Di sisi lain, tren harga komoditas diakui Adrianto tak akan setinggi tahun sebelumnya sehingga tentu mempengaruhi penerimaan negara. Namun, ia berharap, pertumbuhan penerimaan perpajakan yang cukup tinggi di 2018 dapat berlanjut sehingga penerimaan negara tetap memenuhi target.
Oleh karena itu, Kemkeu optimistis pertumbuhan ekonomi tahun 2019 masih mampu tumbuh di atas 5%, bahkan berpotensi mencapai asumsi 5,3% yang ditarget dalam APBN.
"Belanja diarahkan lebih pada produktivitasnya dan dipastikan berkualitas sehingga pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan masih mampu tumbuh di atas 5% meskipun menghadapi beberapa tantangan terutama dari sisi eksternal," ujar Adrianto.
Senada, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir juga meyakini pertumbuhan ekonomi 2019 di kisaran 5,1% - 5,3%, yang didukung pertumbuhan konsumsi dari pelaksanaan Pemilihan Umum dan Legislatif pada kuartal pertama.
"Pertumbuhan investasi dan pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi lagi penyerapannya akan membawa pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi, tidak seperti yang Moody's prediksi di bawah 5%," tandas Iskandar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News