Reporter: Agus Triyono | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pemerintah memutuskan untuk menambah dua kawasan ekonomi khusus (KEK) baru dalam rapat Koordinasi tentang Kawasan Ekonomi Khusus di Kantor Menko Perekonomian, Senin (30/1) sore. Keduanya, KEK Lhoksheumawe di Aceh dan Bintan di Kepulauan Riau.
Imam Haryono, Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian mengatakan, untuk KEK Lhokseumawe rencananya akan dikembangkan untuk lima fokus, antara lain; pengembangan industri agro, kertas semen dan petrokimia.
Selain itu, KEK seluas 2.600 hektare tersebut rencananya akan digunakan untuk pengembangan pelabuhan logistik. "Kalau yang Bintan, saat ini walau sudah ada dipahami prinsipnya, itu masih perlu dilengkapi administrasinya," katanya di Kantor Menko Perekonomian, Senin (30/1).
Thomas T Lembong, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal mengatakan, walau jumlah KEK ditambah, bukan berarti pengembangan KEK yang dilakukan pemerintah saat ini sudah sukses. Beberapa masalah masih menghambat pengembangan dan investasi di kawasan tersebut.
Untuk KEK Sei Mangkei saja misalnya, hambatan datang dari harga gas yang masih tinggi. Selain harga, pasokan gas di kawasan tersebut juga masih belum memenuhi kebutuhan. Kekurangan tersebut turut mengurangi minat pengusaha menginvestasikan dananya di situ.
Masalah sama juga menghantui KEK yang diarahkan untuk pengembangan sektor pariwisata. Thomas mengatakan, saat ini pemerintah dihadapkan pada masalah eksekusi dan pelaksanaan. "Ini terkait detail hitungan, berapa wisatawan yang diharapkan, berapa keuntungan yang bisa didapat, bagaomana kerjasama pemerintah dengan swastanya, nah implementasi itu kan butuh detail, ini yang perlu dilakukan," katanya.
Pemerintah sebelumnya memiliki antrean 8 KEK untuk dikembangkan, antara lain Tanjung Lesung Banten, Sei Mangkei di Sumatera Utara, Palu Sulawesi Tengah, Bitung Sulawesi Utara. Mandalika Nusa Tenggara Barat. Selain itu ada KEK Morotai Maluku Utara, Tanjung Api-Api di Sumatera Selatan, dan Maloy Batuta Trans Kalimantan di Kalimantan Timur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News