kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Pemerintah tak lagi tempatkan dana PEN di BRI, BNI dan Bank Mandiri


Jumat, 13 Agustus 2021 / 18:02 WIB
Pemerintah tak lagi tempatkan dana PEN di BRI, BNI dan Bank Mandiri
ILUSTRASI. Pemerintah tak lagi menempatkan dana PEN di BRI, BNI dan Bank Mandiri.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Khomarul Hidayat

Ekonom Ryan Kiryanto menilai program penempatan dana pemerintah di perbankan sebetulnya penting untuk memancing perbankan dalam menyalurkan kredit ke sektor-sektor ekonomi produktif sehingga mampu mendukung pemulihan perekonomuan. Tentunya sesuai dengan appetite dan kompetensi setiap individual bank penerima dana.

Ryan mencermati, sejauh ini dampak kebijakan tersebut sudah terlihat dari pertumbuhan kredit, terutama segmen Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang  positif baik secara year on year (yoy) maupun mount to mount (mtm).

“Harapannya, kalau sektor riil bergerak, akan menggulirkan aktivitas ekonomi lainnya, sehingga bisa menopang pertumbuhan ekonomi,” kata Ryan kepada Kontan.co.id, Jumat (13/8).

Namun, Ryan mengatakan tanpa penempatan dana pemerintah tersebut, sebetulnya kondisi likuiditas bank secara industri maupun individual masih mencukupi. Terlihat dari posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) per Juni 2021 sebesar 80,66%.

“Artinya kemampuan bank untuk ekspansi tidak ada masalah. Yang jadi masalah adalah pandemi masih mengganggu sektor riil dan konsumsi masyarakat sehingga permintaan kredit belum bangkit,” ujar Ryan.

Selanjutnya: Menkeu minta Pemda segera belanja untuk dorong ekonomi di sisa tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×