Reporter: Grace Olivia | Editor: Khomarul Hidayat
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan defisit APBN per akhir November 2019 melebar melebihi proyeksi yaitu sebesar 2,29% terhadap PDB. Secara nominal defisit APBN 2019 mencapai Rp 368,9 triliun per November 2019.
Kendati begitu, Sri Mulyani meyakini posisi defisit tersebut akan kembali menyempit di Desember 2019 seiring dengan adanya perbaikan penerimaan pajak di sejumlah sektor.
Baca Juga: Hadapi kendala, 12 proyek strategis nasional dilanjutkan tahun 2020
“Kita melihat di dua minggu pertama Desember ini ada perbaikan tren penerimaan, terutama dari sektor riil, sehingga defisit diharapkan kembali mendekat ke arah target 2,2%, bukan ke arah 2,3%,” ujar Menkeu dalam Konferensi Pers APBN KiTa, Kamis (19/12) lalu.
Sri Mulyani juga menegaskan bahwa pemerintah telah melakukan strategi pembiayaan untuk mengantisipasi defisit APBN sesuai dengan yang diproyeksikan.
Data terbaru per 18 Desember lalu, pemerintah telah melakukan penarikan utang lewat penerbitan surat berharga negara (SBN) secara neto sebesar Rp 458,27 triliun,
Sementara secara bruto, penerbitan SBN telah mencapai Rp 903,36 sepanjang tahun ini.
Baca Juga: Masih ada asumsi APBN yang meleset, ini kata para ekonom
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News