kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Pemerintah susun strategi penarikan utang


Jumat, 14 Desember 2012 / 09:23 WIB
ILUSTRASI. PPKM diperpanjang sampai 13 September, tempat wisata wajib pakai PeduliLindungi


Reporter: Herlina KD | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Pemerintah mulai menyusun strategi baru dalam penarikan utang untuk pembiayaan APBN. Ke depan, penarikan utang untuk pembiayaan akan disesuaikan dengan kebutuhan kas pemerintah. Sehingga, kemungkinan porsi penarikan utang di awal tahun akan sedikit berubah.

Direktur Jenderal Perbendaharaan Negara Kementerian Keuangan Agus Suprijanto mengatakan Kemenkeu akan membuat perencanaan kas, di mana waktu penerbitan Surat Utang Negara (SUN) akan disesuaikan dengan waktu pemerintah membutuhkan dana segar. 

Hal ini dilakukan untuk menghindari besarnya dana menganggur di dalam kas negara. "Jadi antara cash management dan debt management akan saling berkoordinasi," ujar Agus Kamis (13/12).

Ia menambahkan, pemerintah akan mengidentifikasi tren masuknya penerimaan negara, seperti bulan-bulan masuknya setoran pajak ke kas negara. Pada saat itu, pemerintah tidak akan menjadwalkan penarikan utang. Nah, ketika penarikan belanja mulai besar, baru pemerintah akan menjadwalkan penarikan utang.

Pejabat sementara (Pjs) Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kemenkeu Robert Pakpahan menuturkan, pemerintah akan membuat sinkronisasi dalam manajemen aset dan utang (liability). Sehingga, "Penerbitan surat utang akan dikoordinasikan, dibikin strateginya dalam satu tahun. Kami tidak sendiri, tapi dilakukan bersama-sama (dengan Ditjen Perbendaharaan Negara)," jelasnya.

Meski begitu Robert bilang pemerintah tetap akan melakukan mekanisme penerbitan di awal tahun (front loading). Hanya saja, kata dia kemungkinan porsi penerbitan di awal tahun agak sedikit berubah, meski tidak banyak.

Agus juga bilang skema penarikan utang di awal tahun alias front loading ini tetap dibutuhkan. Alasannya, di awal tahun biasanya pemerintah belum membukukan penerimaan misalnya yang berasal dari setoran pajak dan penerimaan lainnya. Nah, "Front loading di Januari ini perlu untuk mengatasi kekurangan kas," ujarnya.

Catatan saja, dalam APBN 2013 pemerintah menetapkan defisit APBN sebesar 1,65% dari PDB atau Rp 153,3 triliun. Pembiayaan defisit anggaran ini melalui pembiayaan utang dan non utang. 

Untuk pembiayaan melalui utang, pemerintah akan menerbitkan surat berharga negara (SBN) neto sebesar Rp 180,4 triliun, pinjaman luar negeri neto sebesar Rp 19,5 triliun dan pinjaman dalam negeri neto sebesar Rp 500 miliar. Sedangkan pembiayaan non utang terdiri dari perbankan dalam negeri sebesar Rp 14,3 triliun dan non perbankan dalam negeri sebesar negatif Rp 22,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×