Reporter: Hervin Jumar | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto mengajak pelaku industri untuk berperan aktif mendorong hasil riset nasional yang masih berada pada tahap prototipe dan pilot project agar segera naik kelas menjadi produk industri.
Langkah ini ditempuh agar inovasi tidak berhenti pada tahap uji coba, melainkan dapat dikomersialisasikan dan memberikan dampak ekonomi yang lebih luas.
Upaya tersebut menjadi kelanjutan bagi 100 karya terbaik dalam Program Berdikari agar dapat dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat.
Baca Juga: Prabowo Sebut 29 Juta Rakyat Belum Punya Hunian Layak dan Janji Benahi Anggaran
Beragam inovasi yang dihasilkan mencakup pengolahan sabut kelapa menjadi produk bernilai tambah, konversi minyak jelantah menjadi biodiesel, pengembangan produk turunan rumput laut, hingga teknologi pertanian berbasis energi terbarukan, bio-fertilizer, dan Internet of Things (IoT).
“Ini masih prototipe, masih pilot. Harapannya tidak berhenti sampai di sini, tetapi kita dorong agar siap menjadi produk industri,” ujar Brian kepada wartawan di Graha Diktisaintek, Jakarta, Sabtu (20/12/2025).
Brian mengatakan pemerintah akan meminta jajaran direktur dan pejabat terkait untuk mensosialisasikan hasil riset tersebut kepada dunia usaha. Industri dinilai memiliki peran strategis dalam meningkatkan skala teknologi dari tahap uji coba menuju skala industri.
“Kami mengundang industri-industri yang melihat ini sebagai peluang untuk meningkatkan skalanya dari pilot ke skala industri,” katanya.
Baca Juga: Prabowo Apresiasi 91 Emas SEA Games 2025, Siapkan Bonus Rp 1 Miliar
Meski demikian, pemerintah menyadari teknologi pada tahap pilot project masih memerlukan berbagai penyesuaian, mulai dari ketersediaan bahan baku, struktur biaya, hingga kinerja produk.
Karena itu, keterlibatan industri dinilai krusial untuk menyempurnakan teknologi agar layak secara komersial dan berkelanjutan.
Dari sisi pendanaan, Brian mengakui keterbatasan anggaran pemerintah. Namun, dampak program riset dinilai signifikan.
Untuk program LPDK, anggaran yang dialokasikan mencapai sekitar Rp100 miliar per tahun.
Sementara program Tera dan In-Santek masing-masing memperoleh pendanaan sekitar Rp2 miliar.
Program tersebut juga merupakan kelanjutan dari skema riset melalui RISBank, yang sebelumnya mengalokasikan dana lebih dari Rp1 triliun untuk riset dasar.
“Kalau di RISBank itu riset dasar, ini riset yang berdampak langsung ke masyarakat dan industri,” ujarnya.
Baca Juga: Akad Massal Rumah Subsidi, Prabowo: Saya Hanya Teruskan Program SBY dan Jokowi
Dengan mengombinasikan berbagai skema pendanaan tersebut, total anggaran riset dan pengembangan diperkirakan telah melampaui Rp2 triliun.
Dana ini diarahkan untuk memastikan kesinambungan riset, mulai dari tahap dasar hingga siap diadopsi oleh industri.
Selain itu, pemerintah juga membuka peluang kerja sama riset lintas negara.
Menurut Brian, pengembangan ilmu pengetahuan tidak mengenal batas wilayah dan membutuhkan kolaborasi global untuk meningkatkan kualitas serta daya saing teknologi nasional.
Selanjutnya: Preview Everton vs Arsenal: Prediksi, Jadwal, dan Link Live Streaming
Menarik Dibaca: Lipstik Berubah Warna? Ini 4 Ciri-Ciri Lipstik Kedaluwarsa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













