Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia berhasil mencetak rekor volume ekspor sepanjang 2021 sebesar US$ 231,54 miliar, naik 41,8 persen dibandingkan 2020 yang mencapai sebesar 163,1 miliar dolar AS. Untuk itu, pemerintah bertekad menjaga laju ekspor ini di 2022.
Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kementerian Perdagangan Ni Made Ayu Marthini mengatakan, pandemi Covid-19 yang berkepanjangan juga telah berdampak pada melonjaknya biaya jasa logistik. Meskipun demikian, gerbong komoditas Tanah Air masih dapat menjaga daya saingnya di pasar internasional.
"Kita beruntung selama 2021, tingkat permintaan dari sejumlah pasar seperti China, Amerika Serikat dan Malaysia, justru meningkat. Dan kita pun memang mampu memasok berbagai komoditas yang mereka butuhkan," ujarnya saat ditemui di ASEI Business Gathering Event yang diselenggarakan oleh PT PT Asuransi Asei Indonesia (ASEI), Rabu (26/1).
Baca Juga: BI Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi pada 2022 Bisa Capai 5,5%
Berdasarkan data Kemendag, komoditas nonmigas yang paling kontributif selama 2021 adalah bahan bakar mineral (Rp32,836 miliar), diikuti oleh lemak dan minyak nabati (Rp32,831 miliar) dan Besi dan Baja (Rp20,949 miliar). Adapun sejumlah komoditas yang berpotensi bertumbuh di 2022 di antaranya adalah kimia, logam, dan nikel.
Lebih lanjut, Marthini menekankan tantangan yang mungkin timbul pasca pandemi, di antaranya adalah perubahan market behavior, mekanisme pasar yang baru, isu lingkungan, dan masih kurangnya awareness para eksportir terhadap penjaminan dan pembiayaan ekspor dan perdagangan.
"Ini (penjaminan dan pembiayaan ekspor) penting untuk menyongsong 2022 dan seterusnya. Apalagi kita tahu, begitu besarnya potensi ekspor dari sektor UMKM juga," tambahnya.
Ditemui pada kesempatan yang sama, Direktur Utama ASEI Arie Surya Nugraha menuturkan bahwa pihaknya bertekad untuk menjadi bagian fundamental di dalam ekosistem ekspor nasional.
Baca Juga: Neraca Transaksi Berjalan Yang Surplus di 2021, Bisa Balik Defisit di 2022
Untuk mewujudkan visi tersebut, anak usaha BUMN reasuransi Indonesia Re ini berkomitmen untuk meningkatkan kemudahan pembiayaan ekspor, meningkatkan kapasitas ekspor, dan melahirkan eksportir baru.
"Kami pun telah bersinergi dengan para pemangku kepentingan di sektor ekspor, yakni Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional, Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dan sejumlah lembaga perbankan nasional," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News