Reporter: Hans Henricus | Editor: Edy Can
JAKARTA. Pemerintah bersikukuh menguasai PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) secara penuh. Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar menyatakan sudah siap membeli saham milik Nippon Asahan Aluminium Co. Ltd.
Mustafa mengatakan, BUMN sudah siap secara teknis maupun finansial untuk mengambil alih saham tersebut. "Kami sudah siap tidak hanya sekadar bluffing, betul-betul menghendaki diserahkan kepada Indonesia," ujar Mustafa usai bersilaturahmi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Ani Yudhoyono di Istana Negara, Jumat (10/9).
Mustafa mengatakan, untuk menangani hal teknis ada PT Aneka Tambang Tbk. Sedangkan, untuk sokongan finansial ada tiga BUMN yaitu PT Danareksa, PT Perusahaan Pengelola Aset, dan PT Bahana Sekuritas. Selain itu, lanjut Mustafa, akan dibentuk juga BUMN Fund. "Mudah mudahan dengan BUMN fund bertambah satu instrumen untuk fund," kata dia
Menurut Mustafa, saat ini pemerintah sedang menyusun proposal untuk proses negosiasi Inalum. Proposal itu sudah harus diajukan paling lambat pada Oktober 2010 nanti. Sedangkan pihak Nippon Asahan sudah memasukan proposalnya.
Makanya, Mustafa memastikan usai libur Lebaran ini akan duduk kembali bersama Menteri Perindustrian M.S Hidayat untuk membahas proposal negosiasi itu. "Nanti kita lapor pada Menko Perekonomian di bawa ke rapat Menko Perekonomian," kata mantan Direktur utama Bulog itu.
Proyek Inalum adalah proyek kerjasama antara pemerintah Indonesia dan investor asal Jepang yang tergabung dalam Nippon Asahan Alumunium Co.Ltd. Kerjasama ini dimulai sejak tahun 1975 dan akan berakhir pada 2013 nanti. Saat ini, pemerintah Indonesia menguasai saham Inalum sebesar 41,12%, sedangkan sisanya sebesar 58,88% dikuasai oleh Nippon Asahan Aluminium.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News