Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pemerintah pesimis bisa mencapai target lifting minyak mentah yang diproyeksikan DPR untuk tahun depan. Sebelumnya, Komisi VII DPR RI mengasumsikan, produksi minyak di tahun 2015 bisa mencapai 900.000 barel per hari (bph).
Milton Pakpahan, Ketua Komisi VII DPR RI, menyampaikan penetapan jumlah lifting minyak bumi tersebut berdasarkan penjelasan-penjelasan yang disampaikan pihak Satuan Pelaksana Kerja Khusus Minyak dan Gas (SKK Migas). Namun demikian, asumsi tersebut masih harus mendapat persetujuan Badan Anggaran (Banggar).
"Minyak bumi untuk 2015 kami tetapkan 900.00 bph, gas bumi 1248 BOEPD," ujarnya di Gedung DPR, Senin (15/9).
Namun, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ad Interim, Chairul Tanjung mengatakan, bukanlah hal mudah untuk meningkatkan lifting minyak bumi.
"Butuh waktu yang panjang, tiga hingga empat tahun lagi bisa direalisasikan. Untuk minyak sangat tidak mungkin," kata menteri yang akrab dipanggil CT itu, Senin (15/9). Dia bilang, proyeksi pemerintah di 845.000 merupakan angka konservatif dan realistis. Sehingga, posisi pemerintah tetap pada posisi prognosa 2015 sebesar 845.000 bph.
Plt Kepala SKK Migas, Johannes Widjonarko juga menegaskan, prognosa lifting minyak bumi di 2015 sudah memasukkan produksi Lapangan Banyu Urip, Cepu, dan data-data dari perusahaan KKKS.
"Di tahun 2015, minyak bumi 845.000 bph telah diakomodasi dari lapangan produksi baru. Angka rata-rata per tahun untuk Blok Cepu 119.000. Kalau dijumlahkan, angka ini dengan masukkan data-data dari KKKS yang lain maka 845.000 bph, itu adalah angka yang sudah disimulasikan," jelasnya di Gedung DPR.
Lapangan Banyu Urip kata Johannes, akan capai produksi puncak pada kuartal III-2015 yakni 165.000 bph. Saat ini, Lapangan Banyu Urip sudah meproduksi 29.000 bph, pertengahan bulan ini diharapkan tambah 10.000 bph menjadi 39.000 bph. "April- Mei naik jadi 90.000 bph, Juni 130.000, puncak pada kuartal III mulai Juli-Agustus 165.000," urai Johannes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News