kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah lepas ekspor perdana 12 ton lidi nipah ke Nepal


Selasa, 07 Juli 2020 / 11:43 WIB
Pemerintah lepas ekspor perdana 12 ton lidi nipah ke Nepal
Menteri Koperasi dan UKM lepas ekspor perdana lidi Nipah ke Nepal


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop dan UKM) melepas perdana 12 ton ekspor lidi nipah ke Nepal. Tak hanya lidi nipah, pada waktu yang sama juga dilepas 45 ton ekspor lada ke Jepang.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, menuturkan pelepasan ekspor perdana lidi nipah produk UMKM desa kota Kapur Kabupaten Bangka ini bisa mendorong perekonomian pelaku UMKM lokal setempat di tengah pandemi.

Pasalnya, saat ini ekspor UMKM di Indonesia masih cukup rendah yaitu 14%, dibandingkan dengan Malaysia sudah 20%, Vietnam sudah 30%, Jepang 50% dan China 70%.

Baca Juga: Atraksi budaya & kuliner Pasar Boentjit Palembang

“Dari lidi nipah ini sendiri bisa kembangkan jadi produk-produk lainnya, sebab katanya, lidi nipah lebih kuat dari lidi lain. Saya pernah lihat tas seharga Rp 1 miliar dari lidi rotan, saya kira lebih bagusan lidi nipah,” ujar Teten dalam keterangan pers yang diterima Kontan.co.id pada Selasa (7/7).

Disampaikan juga penting dalam menyiapkan UMKM untuk masuk pasar global, dimana saat ini, di dalam negeri sekarang banyak produk luar yang masuk e-commerce. Hal tersebut menjadi tantangan, maka harus disiapkan agar UMKM bisa bersaing di dalam negeri.

Adapun mengenai potensi ekspor Teten menambahkan, bahwa pada pandemi Covid-19 saat ini pasar luar negeri yang tetap stabil untuk ekspor diantaranya ikan hidup maupun ikan beku, buah tropic segar seperti nanas, rempah-rempah, dan terakhir varian dari produk kelapa hingga ke batok kelapa baik yang belum diproses maupun sudah menjadi arang.

Baca Juga: Kemendag memastikan IA-CEPA tak hanya soal perdagangan barang

Di Bangka Belitung Teten melihat ketersediaan lidi nipah sangat melimpah namun sayang belum dimaksimalkan. Oleh karenanya perlu adanya dibuat role mode lain, seperti home decore, furniture, pakaian muslim dan kuliner.

Guna mendorong ekspor selain bekerja sama dengan pemerintah daerah, pusat, swasta juga dengan lembaga pembiayaan, penting juga bagaimana pembiayaan mudah, murah untuk UMKM. Teten juga menekankan agar produk untuk ekspor tidak terlalu ketat pengawasannya.

“Kalau barang dari luar boleh ketat, dari sini keluar yang tidak masuk dalam pengawasan mestinya tidak terlalu ketat. Ini sering kali keluhan- keluhan muncul ketika kita ekspor. Kita juga perlu memanfaatkan jaringan diaspora untuk promosi produk. Kita perlu akselerasi semua,” ungkapnya.

Baca Juga: Ekonom Indef: Burden sharing meningkatkan kepercayaan publik ke pemerintah

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan menyampaikan, potensi lidi nipah sangat besar jumlahnya termasuk sepanjang sungai di Batu rusa dan Selindung, atau hampir di setiap sungai di Bangka Belitung.

Namun, pihaknya mengeluhkan fasilitas infrastruktur yang dimilikinya. Diantaranya pelabuhan yang masih terkendala untuk ekspor. Erzaldi menyebut, pelabuhan Pangkal Balam tidak efisien dimana ketika kapal akan masuk harus menunggu pasang surut, dan keluar masuk kapal harus satu per satu.

“Karenanya kepada Pelindo dan KSOP, Saya minta perhatian khusus untuk ekspor lidi nipah bisa diatur dengan mendatangkan kapal yang lebih besar, kalau kita bisa lakukan itu kita bisa menghemat 1.500 per kilo,” ungkapnya.

Tak hanya lidi nipah, dalam waktu dekat ini buah-buahan akan diekspor yaitu nanas dan manggis.Tak luput Erzaldi juga meminta agar kiranya fasilitas infrastruktur pelabuhan Pangkal Balam jadi perhatian pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×