Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
Guna mendorong ekspor selain bekerja sama dengan pemerintah daerah, pusat, swasta juga dengan lembaga pembiayaan, penting juga bagaimana pembiayaan mudah, murah untuk UMKM. Teten juga menekankan agar produk untuk ekspor tidak terlalu ketat pengawasannya.
“Kalau barang dari luar boleh ketat, dari sini keluar yang tidak masuk dalam pengawasan mestinya tidak terlalu ketat. Ini sering kali keluhan- keluhan muncul ketika kita ekspor. Kita juga perlu memanfaatkan jaringan diaspora untuk promosi produk. Kita perlu akselerasi semua,” ungkapnya.
Baca Juga: Ekonom Indef: Burden sharing meningkatkan kepercayaan publik ke pemerintah
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan menyampaikan, potensi lidi nipah sangat besar jumlahnya termasuk sepanjang sungai di Batu rusa dan Selindung, atau hampir di setiap sungai di Bangka Belitung.
Namun, pihaknya mengeluhkan fasilitas infrastruktur yang dimilikinya. Diantaranya pelabuhan yang masih terkendala untuk ekspor. Erzaldi menyebut, pelabuhan Pangkal Balam tidak efisien dimana ketika kapal akan masuk harus menunggu pasang surut, dan keluar masuk kapal harus satu per satu.
“Karenanya kepada Pelindo dan KSOP, Saya minta perhatian khusus untuk ekspor lidi nipah bisa diatur dengan mendatangkan kapal yang lebih besar, kalau kita bisa lakukan itu kita bisa menghemat 1.500 per kilo,” ungkapnya.
Tak hanya lidi nipah, dalam waktu dekat ini buah-buahan akan diekspor yaitu nanas dan manggis.Tak luput Erzaldi juga meminta agar kiranya fasilitas infrastruktur pelabuhan Pangkal Balam jadi perhatian pemerintah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News