kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.461.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.175   0,00   0,00%
  • IDX 7.745   3,61   0,05%
  • KOMPAS100 1.210   1,46   0,12%
  • LQ45 971   -6,60   -0,68%
  • ISSI 233   2,13   0,92%
  • IDX30 497   -2,77   -0,55%
  • IDXHIDIV20 598   -4,92   -0,82%
  • IDX80 138   0,12   0,09%
  • IDXV30 142   0,88   0,62%
  • IDXQ30 166   -1,20   -0,72%

Pemerintah Lakukan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis Mulai Tahun Depan


Kamis, 26 September 2024 / 19:00 WIB
Pemerintah Lakukan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis Mulai Tahun Depan
ILUSTRASI. Juru Bicara yang juga Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi. Pemerintahan Prabowo – Gibran berencana akan melaksanakan program pemeriksaan gratis tahun depan.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pemerintahan Prabowo – Gibran berencana akan melaksanakan program pemeriksaan gratis tahun depan. Anggaran pelaksanaan program tersebut mencapai Rp 3,3 triliun.  

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menjelaskan, pada tahap awal sebanyak 52 juta penduduk ditargetkan mendapat program pemeriksaan kesehatan gratis tahun 2025.  

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemeriksaan Kesehatan sudah masuk dalam perencanaan APBN tahun 2025. 

“Skrining pada bayi baru lahir, pemeriksaan penyakit tidak menular seperti diabetes melitus, hipertensi, obesitas, pemeriksaan thalassemia,” ujar Nadia saat dikonfirmasi Kontan, Kamis (26/9). 

Dihubungi secara terpisah, Anggota Komisi IX DPR Edy Wuryanto mengapresiasi rencana pelaksanaan program tersebut. Hal itu sejalan dengan Komisi IX DPR yang ingin memperkuat upaya promotif dan preventif dalam transformasi layanan kesehatan primer.   

Baca Juga: Bank Mandiri Proyeksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,18% di Tahun Pertama Era Prabowo

Edy menyarankan agar pemeriksaan kesehatan gratis sebaiknya diarahkan untuk mengatasi penyakit menular dan tidak menular. Khususnya TBC yang tinggi dan persisten di Indonesia, dimana sebagian besar penderita TBC adalah orang miskin.

“Jika TBC tidak segera diatasi, penderita akan menularkan pada bayi dan anak, menyebabkan kualitas generasi muda buruk, sulit mencapai bonus demografi 2045,” kata Edy. 

Edy menilai, anggaran Rp 3,3 triliun cukup untuk melakukan deteksi dini dan penemuan kasus aktif (active case finding). Sehingga dapat ditemukan penderita di seluruh wilayah Indonesia, sebagai dasar terapi secara komprehensif. 

Hal seperti ini pernah dilakukan Indonesia saat penanganan Covid-19. Negara lain seperti India juga melakukan pemeriksaan TBC secara serentak sehingga insidensi TBC menurun drastis. 

Active case finding TBC dapat dilakukan melalui program Kemenkes yang melibatkan semua layanan kesehatan mitra BPJS Kesehatan,” ujar Edy.

Baca Juga: Soal Jumlah Kementerian Kabinet Prabowo-Gibran, Ini Kata Jokowi

Selanjutnya: Apakah Besok 27 September 2024 Ganjil Genap Jakarta Berlaku? Simak Aturannya

Menarik Dibaca: 5 Manfaat Mengonsumsi Oatmeal Setiap Hari, Efektif Turunkan Berat Badan Lho

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Sales Mastery [Mau Omzet Anda Naik? Ikuti Ini!] Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×