kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pemerintah genjot wisman dengan kemudahan visa


Jumat, 04 Oktober 2013 / 17:12 WIB
Pemerintah genjot wisman dengan kemudahan visa
ILUSTRASI. pt Harum Energy energi tbk HRUM


Reporter: Uji Agung Santosa | Editor: Dikky Setiawan

NUSA DUA. Kemudahan memperoleh visa dan efisiensi pengurusan imigrasi di bandara menjadi syarat penting untuk bisa meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara (Wisman) ke Indonesia.

Berdasarkan laporan terbaru Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) dan World Travel & Tourism Council (WTTC), kemudahan memperoleh visa dapat membuka 2,6 juta lapangan kerja baru wilayah Asia-Pacific sampai 2016 nanti.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Mari Elka Pangestu mengatakan, pariwisata sangat penting untuk membuka lapangan kerja dan menggenjot pertumbuhan ekonomi serta pembangunan di Asia Pasifik. Bahkan, hal itu telah diakui para pemimpin APEC dengan diluncurkannya APEC Travel Facilitation Initiative pada 2011 lalu.

“Tantangannya sekarang adalah membangun kerjasama antara pejabat di bidang pariwisata, keuangan, bea cukai, imigrasi, keamanan, perhubungan dan otoritas bandara di kelompok kerja-kelompok kerja yang berbeda-beda,” katanya dalam jumpa pers di Nusa Dua, Bali (4/10).

Kerjasama yang bagus antar instansi juga akan bermanfaat dalam meningkatkan efisiensi kepengurusan imigrasi di bandara sehingga waktu tunggunya menjadi lebih singkat 20-30 menit.

Untuk tahun ini, menurut Mari Elka, dalam dialog tingkat tinggi pada pemimpin APEC, juga akan dibahas bagaimana meningkatkan fasilitas wisata dengan harapan akan menghasilkan beberapa rencana aksi mengenai kemudahan visa.

Walaupun ada kemudahan dalam memperoleh visa, laporan UNWTO yang berjudul The Impact of Visa Facilitation in APEC Economies menunjukkan masih perlunya visa tradisional.

Laporan itu menunjukkan sebanyak 21% wisatawan mancanegara yang diharapkan masuk ke APEC selama 2014-2016 tetap membutuhkan visa tradisional.

Dalam laporan juga disebutkan potensi tambahan US$ 89 juta dollar penerimaan negara dari 57 juta tambahan wisatawan yang mengunjungi tujuan-tujuan wisata di APEC.

Sekretaris Jenderal UNWTO, Taleb Rifai dalam kesempatan yang sama mengimbau para pemimpin APEC untuk melihat peluang yang muncul dari kemudahan visa.

“Laporan ini jelas-jelas memperlihatkan bahwa menempatkan kemudahan visa sebagai prioritas nasional dapat mendatangkan manfaat sosial-ekonomi besar dalam hal pendapatan dan lapangan kerja yang terbuka akibat pertumbuhan permintaan wisata,” katanya.

Sedangkan David Scowsill, Presiden dan CEO WTTC dalam rilis yang diterima KONTAN mengatakan, upaya mendorong kebebasan menempuh perjalanan adalah prioritas strategis bagi WTTC.

“Ini adalah langkah sederhana pemerintah-pemerintah untuk membuka lapangan kerja, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mendatangkan manfaat-manfaat sosial yang tidak terhitung jumlahnya,” katanya.

Menurutnya, masih terdapat beberapa wilayah yang bisa menjadi peluang untuk meningkatkan jumlah pelancong dengan meningkatkan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam memperbaiki prosedur-prosedur visa.

Peluang-peluang lain adalah meningkatkan informasi dan mempermudah proses-proses yang ada sekarang untuk memperoleh visa.

Selain itu, juga perlakuan berbeda untuk mempermudah perjalanan wisatawan, menetapkan program-program eVisa dan membangun kesepakatan-kesepakatan kemudahan visa di kawasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×