kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah dorong konsumsi jadi mesin pertumbuhan


Kamis, 06 Agustus 2015 / 19:54 WIB
Pemerintah dorong konsumsi jadi mesin pertumbuhan


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Pemerintah tidak hanya akan mengandalkan belanja modal dan investasi sebagai roket pendorong pertumbuhan. Pemerintah ingin belanja konsumsi masyarakat ikut melecut pertumbuhan ekonomi semester II ini.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal II lalu (April-Juni), sektor konsumsi menyumbang 54,67% dari pertumbuhan ekonomi. Sepanjang periode itu, ekonomi Indonesia melaju 4,67%. 

Sejumlah jurus sudah disiapkan pemerintah supaya konsumsi masyarakat bisa meningkat. Salah satunya, mendorong belanja modal dan investasi, sehingga mendorong sektor konsumsi. 

Peningkatan belanja modal dan investasi ke dalam negeri akan mendorong aktivitas ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. "Itu akan menambah lapangan kerja, dan meningkatkan daya beli masyarakat," ujar Bambang, Kamis (6/8) di Istana Negara, Jakarta.

Bambang hari ini menghadap Presiden Joko Widodo, sehari setelah BPS merilis data pertumbuhan ekonomi. Dia bilang, Presiden Jokowi menyampaikan beberapa hal supaya pertumbuhan hingga akhir tahun tetap di atas 5%. 

Menteri Koordinator bidang perekonomian Sofyan Djalil menambahkan, untuk menambah daya beli dan konsumsi masyarakat, pemerintah akan segera merealisasikan berbagai program yang sudah direncanakan. Utamanya, program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Selain itu, untuk mengantisipasi dampak negatif terhadap pertumbuhan dari musim panas atau el nino, pemerintah sudah menyiapkan anggaran tambahan. Anggaran itu untuk menjaga suplai kebutuhan pangan. Bahkan, pada bulan Spetember nanti pemerintah akan menambah jumlah beras yang disalurkan pada rumah tangga miskin (beras raskin) naik dua kali lipat.

Ekonom Bank Nasional Indonesia Ryan Kiryanto bilang, pertumbuhan ekonomi memang memiliki banyak tantangan di semester II. Selain faktor eksternal, ada faktor lain berupa el nino yang dapat mendorong inflasi.

Inflasi inilah yang bakal mengganggu daya beli masyarakat. Untuk itu Ia mengatakan, pemerintah jangan menganggap enteng masalah el nino. Selain tentunya realisasi investasi harus benar-benar baik dan mendorong pertumbuhan sektor riil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×