kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonomi lebih optimis di kuartal III 2015


Kamis, 06 Agustus 2015 / 12:10 WIB
Ekonomi lebih optimis di kuartal III 2015


Reporter: Adinda Ade Mustami, Asep Munazat Zatnika, Margareta Engge Kharismawati | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Pelambatan pertumbuhan ekonomi year on year di kuartal II 2015 diperkirakan tidak akan terjadi di kuartal selanjutnya. Prediksi ini didasari prospek kenaikan indeks tendensi bisnis kuartal III 2015. Kenaikan indeks menggambarkan adanya optimisme pelaku usaha atas ekonomi dalam negeri. Dengan optimisme ini, investasi dan produksi akan meningkat sehingga mendorong perekonomian.

Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI) menyebutkan, prospek indeks tendensi bisnis kuartal ketiga 2015 meningkat menjadi 106,09. Angka itu naik dari posisi kuartal II 2015 yang di angka 105,46. Angka tersebut juga lebih tinggi dibanding kuartal I 2015 di angka 96,30.

Kepala BPS Suryamin bilang, prospek kenaikan indeks tendensi bisnis kuartal III 2015 terjadi hampir di seluruh sektor usaha. Dari 17 sektor usaha yang disurvei, indeks tendensi bisnis 16 sektor usaha di atas 100, kecuali sektor pertambangan dan penggalian. "Indeks tendensi di atas 100 terbilang baik," katanya, Rabu (5/8). Sektor usaha dengan indeks tendensi bisnis tertinggi adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 111,90. Sementara peningkatan terendah terjadi pada sektor real estate sebesar 102,63.

Dorongan optimisme berasal dari harapan kenaikan harga jual produk dan order dari dalam negeri. Peningkatan harga jual, diproyeksi terjadi pada sektor konstruksi, sementara peningkatan order dalam negeri tertinggi terjadi pada sektor usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor. Sementara tarikan pesimisme dari pelemahan mata uang rupiah.

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajat Usman menyatakan, selama semester I 2015 volume produksi tekstil turun 30%. Penjualan juga tidak naik signifikan karena daya beli masyarakat turun. Namun Ade optimistis aktivitas bisnisnya membaik di semester II. Dengan catatan pemerintah pusat dan daerah belanja anggarannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×