Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menyambut Ramadan dan Lebaran harga sejumlah kebutuhan pokok sudah mulai mendaki. Untuk itu pemerintah tengah berupaya menekan lonjakan harga dengan membangun gudang yang dapat menampung bahan pangan agar awet setidaknya dalam enam bulan. Pembangunan gudang tersebut akan ditugaskan kepada Perum Bulog.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, saat ini pemerintah tengah membahas strategi Bulog dalam membangun gudang yang membuat awet bahan pangan. Keberadaan gudang pangan ini diharapkan dapat meredam fluktuasi harga pangan yang kerap tidak terkendali. Khususnya menjelang hari besar keagamaan seperti Ramadan dan Industri Fitri yang tinggal menghitung hari.
"Kita ada 34 provinsi, enam sampai tujuh di antaranya adalah daerah surplus beras, sisanya itu defisit," jelas Darmin usai rakor di kantornya, Kamis (25/4).
Untuk itu, saat ini pemerintah meminta Bulog mulai mereview gudang dan fasilitas yang dimiliki. Mulai dari dryer (mesin pengering) untuk beras dan bisa kerja sama dengan penggilingan. "Dengan begitu, Bulog makin lama makin banyak beli gabah, bukan beras. Sebab, petani pada dasarnya menghasilkan gabah," tutur Darmin.
Selain beras, ada juga komoditas musiman yang harganya kerap naik turun. Mulai dari bawang putih, bawang merah dan cabai merah. Komiditas ini dinilai membutuhkan gudang pegawet yang bisa menampung selama enam bulan.
Untuk itu, sejauh ini pemerintah telah merancang cold atmosphere storage (CAS) yang bisa menyimpan bawang merah dan cabai. "Sehingga kalau cabai atau bawang disimpan di situ, enam bulan masih berupa bawang yang utuh," katanya. Dengan adanya CAS, harga komoditas tersebut bisa stabil karena pasokan terjamin.
Saat ini harga bawang merah sudah mencapai Rp 39.800 per kilogram (kg) dari harga normal Rp 25.000-30.000 kg. Harga cabai merah sebesar Rp 30.000 dan bawang putih Rp 39.700.
"Jadi yang juga kita bicarakan lama tadi adalah ini masalah musiman harus terjawab secara sistematis. Kalau tidak akan terulang terus, belum panen tapi harga naik," tukas Darmin.
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian (Kemtan) Agung Hendriadi mengatakan, CAS ini sudah ada satu di Brebes dengan kapasitas 350.000 ton. Ke depannya akan dikembangkan di sentra-sentra produksi seperti Solok dan Sumbawa.
"Saat ini pengembangan sudah jalan oleh Bulog untuk perencanann-ya," ujar Agung. Adapun dengan CAS yang ada saat ini sudah mencukupi kebutuhan DKI Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News