CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.364.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.748   19,00   0,11%
  • IDX 8.474   67,82   0,81%
  • KOMPAS100 1.175   10,03   0,86%
  • LQ45 857   8,05   0,95%
  • ISSI 296   2,12   0,72%
  • IDX30 446   3,49   0,79%
  • IDXHIDIV20 518   3,97   0,77%
  • IDX80 132   1,17   0,90%
  • IDXV30 136   0,80   0,59%
  • IDXQ30 143   1,18   0,83%

Pemerintah akan umumkan subsidi tetap pekan depan


Rabu, 24 Desember 2014 / 20:06 WIB
Pemerintah akan umumkan subsidi tetap pekan depan
ILUSTRASI. 7 Cara Mengatasi Bibir Pecah-Pecah dan Penyebabnya


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Pemerintah memastikan untuk menggunakan skema subsidi tetap pada tahun 2015 mendatang. Pengumuman mengenai besaran subsidi yang akan diberikan rencananya akan diumumkan pekan depan oleh pemerintah.

Menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil, awal tahun kebijakan itu sudah bisa dijalankan. Artinya sebelum tahun berganti kebijakan tersebut sudah dikeluarkan. 

Sofyan memastikan mengenai besaran subsidi yang akan ditetapkan, pemerintah akan adil terhadap masyarakat. "Kita sudah tau (besarannya), tapi belum boleh diumumkan nanti oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral," ujar Sofyan, Rabu (24/12) di Istana Negara, Jakarta.

Keputusan untuk memakai skema subsidi tetap juga akan dijelaskan kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Penjelasan itu akan dilakukan melalui mekanisme pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2015.

Dalam kesempatan tersebut, Sofyan juga menegaskan tidak akan menghapuskan keberadaan BBM bersubsidi jenis premium atau RON 88 dalam waktu dekat. Karena RON 88 itu merupakan produk campuran antara RON 92 atau Pertamax, dengan RON yang dibawahnya, yang merupakan produksi kilang di dalam negeri.

Jika RON 88 dihapuskan, maka keberadaan RON campuran itu akan tidak bisa dipakai lagi oleh pemerintah. Akhirnya, harus diimpor.  

Pemerintah sendiri sebetulnya tidak bisa memproduksi RON 92, makanya harus diimpor. Ke depan, Sofyan bilang pemerintah harus bisa merehabilitasi kilangnya agar bisa memproduksi RON 92.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×