kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.625   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Pembiayaan defisit bakal diambil dari SAL sebesar Rp 40 triliun


Selasa, 05 Juli 2011 / 15:33 WIB
Pembiayaan defisit bakal diambil dari SAL sebesar Rp 40 triliun
ILUSTRASI. Sedikit bersabar, update MIUI 12 di HP Xiaomi Redmi Note 8 masih dalam pengujian


Reporter: Herlina KD | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Prediksi pembengkakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2011 dari 1,8% menjadi 2,1% dari GDP pada APBN P membuat pemerintah harus mencari dana tambahan untuk menambal defisit ini. Salah satu caranya, pemerintah akan menggunakan Sisa Anggaran Lebih (SAL).

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Keuangan Agus Martowardojo. Menurutnya, di awal tahun ini, sisa anggaran lebih pemerintah sekitar Rp 97 triliun. "Kita akan gunakan untuk pembiayaan tambahan defisit sekitar Rp 40 triliun yang dibebankan pada SAL," ujarnya seusai rapat paripurna DPR RI Selasa (5/7).

Selain menggunakan sisa angggaran lebih ini, pemerintah juga akan menutup defisit dengan cara melakukan pembiayaan utang dan non utang. Antara lain, optimalisasi penerimaan kembali pinjaman dari debitur dan mengoptimalkan pengelolaan aset yang dikelola oleh PT PPA.

Sedangkan untuk pembiayaan utang, bisa dilakukan dalam bentuk utang dalam negeri dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN) rupiah dan pinjaman luar negeri.

Catatan saja, pada APBN P 2011 defisit anggaran membengkak menjadi Rp 151,1 triliun (2,1% dari GDP). Padahal, awalnya pemerintah menetapkan defisit APBN 2011 sebesar Rp 124,7 triliun (1,8% dari GDP). Peningkatan defisit ini kata Agus merupakan konsekuensi dari perubahan asumsi dan anggaran subsidi. "Kenaikan defisit disebabkan adanya kombinasi dari perubahan asumsi dan adanya subsidi yang melebihi jumlah yang kita anggarkan, serta adanya anggaran biaya tambahan (ABP)," kata Agus.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×