kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.383.000   23.000   0,97%
  • USD/IDR 16.595   -14,00   -0,08%
  • IDX 7.944   -122,78   -1,52%
  • KOMPAS100 1.090   -13,74   -1,24%
  • LQ45 762   -10,06   -1,30%
  • ISSI 285   -3,92   -1,35%
  • IDX30 398   -4,89   -1,21%
  • IDXHIDIV20 450   -4,76   -1,05%
  • IDX80 120   -1,77   -1,45%
  • IDXV30 129   -2,12   -1,62%
  • IDXQ30 126   -1,00   -0,79%

Pembiayaan defisit anggaran negara diambil dari SAL sebesar Rp 40 triliun


Selasa, 05 Juli 2011 / 15:43 WIB
Pembiayaan defisit anggaran negara diambil dari SAL sebesar Rp 40 triliun
ILUSTRASI. Kerangka tulang manusia


Reporter: Herlina KD | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Pembengkakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2011 dari 1,8% menjadi 2,1% dari GDP pada APBN P membuat pemerintah harus mencari dana tambahan untuk menambal defisit ini. untuk menambal defisit ini, pemerintah akan menggunakan Sisa Anggaran Lebih (SAL).

Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengungkapkan, di awal tahun ini sisa anggaran lebih pemerintah sekitar Rp 97 triliun. "Kita akan gunakan untuk pembiayaan tambahan defisit sekitar Rp 40 triliun yang dibebankan pada SAL," ujarnya seusai rapat paripurna DPR RI Selasa (5/7).

Selain menggunakan sisa anggaran lebih ini, pemerintah juga akan menutup defisit dengan cara melakukan pembiayaan utang dan non utang. Antara lain optimalisasi penerimaan kembali pinjaman dari debitur dan mengoptimalkan pengelolaan aset yang dikelola oleh PT PPA.

Sedangkan untuk pembiayaan utang, bisa dilakukan dalam bentuk utang dalam negeri dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN) rupiah dan pinjaman luar negeri.

Catatan saja, pada APBN P 2011 defisit anggaran membengkak menjadi Rp 151,1 triliun (2,1% dari GDP). Padahal, awalnya pemerintah menetapkan defisit APBN 2011 sebesar Rp 124,7 triliun (1,8% dari GDP). Peningkatan defisit ini kata Agus merupakan konsekuensi dari perubahan asumsi dan anggaran subsidi.

"Kenaikan defisit disebabkan adanya kombinasi dari perubahan asumsi dan adanya subsidi yang melebihi jumlah yang kita anggarkan, serta adanya anggaran biaya tambahan (ABP)," kata Agus.

Melchias Markung Mekeng, Ketua Badan Anggaran DPR, menyayangkan sikap pemerintah yang lebih memilih menambah anggaran belanja subsidi ketimbang belanja modal, yang sebenarnya bisa mendorong produktivitas.

Tapi Agus berjanji pemerintah tidak akan menambah pembiayaan dari surat utang untuk menambal pembengkakan defisit anggaran ini. "Kita tidak akan melakukan penambahan pembiayaan (dari surat utang)," papar Agus.

Meski target defisit anggaran membengkak, tapi Agus juga tidak menutup kemungkinan realisasi defisit anggaran akan di bawah target. Alasannya, realisasi penyerapan anggaran pemerintah sering berjalan lambat. Hingga semester I tahun ini, penyerapan anggaran Kementerian /Lembaga diperkirakan hanya akan mencapai 26% dari pagu APBN P sebesar Rp 432,8 triliun.

Catatan saja, Bank Dunia meramalkan realisasi defisit anggaran Indonesia tahun ini hanya akan mencapai 1,5%. Alasannya, meski ada tekanan dari kenaikan subsidi BBM dan kenaikan harga minyak dunia, tapi penyerapan anggaran pemerintah masih lambat.

Agus juga tidak menampik kalau realisasi defisit anggaran tahun ini bisa lebih rendah dari 2,1%. Ia mencontohkan, tahun lalu dari rencana defisit anggaran sebesar 2,1%, realisasinya cuma 0,6%. "Jadi hal itu saya juga sudah antisipasi. Nanti kalau ada perbaikan prognosa akan kita sampaikan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×