kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.860   -50,00   -0,30%
  • IDX 6.538   92,30   1,43%
  • KOMPAS100 939   12,04   1,30%
  • LQ45 730   8,52   1,18%
  • ISSI 209   2,52   1,22%
  • IDX30 378   3,03   0,81%
  • IDXHIDIV20 458   4,62   1,02%
  • IDX80 106   1,33   1,26%
  • IDXV30 113   1,41   1,27%
  • IDXQ30 124   0,78   0,63%

Peluang Indonesia Perluas Pasar Ekspor Terbuka Lebar


Selasa, 22 April 2025 / 20:53 WIB
Peluang Indonesia Perluas Pasar Ekspor Terbuka Lebar
ILUSTRASI. Kekuatan diplomasi Indonesia di posisi ke-enam dunia harusnya bisa membuka lebar kerja sama perdagangan dengan negara-negara potensial lainnya. ANTARA FOTO/Andri Saputra/Spt.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kekuatan diplomasi Indonesia di posisi ke-enam dunia harusnya bisa membuka lebar kerja sama perdagangan dengan negara-negara potensial lainnya, alih-alih bergantung pada China dan Amerika Serikat yang tengah memanas akibat perang Tarif dan beresiko menghambat surplus neraca dagang Indonesia tahun ini.

"Begitu ada revisi atas hambatan-hambatan non tarif lainnya yang diminta oleh Amerika Serikat artinya ini kita kan melihat adanya tekanan yang jelas dari surplus perdagangannya (Indonesia) bisa mengalami penurunan, ditambah lagi impor Indonesia ke China juga sudah tumbuh 33% di 2024," ungkap Direktur dan Ekonom Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adinegara kepada Kontan, Selasa (22/4).

Berdasarkan laporan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2025, setidaknya Indonesia memiliki 10 negara yang menjadi pasar ekspor terbesar selama beberapa tahun terakhir, di luar China dan Amerika yang menyumbang surplus neraca dagang Indonesia terbesar terdapat negara-negara lainnya seperti India, Jepang, negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, Filipina, hingga negara Uni Eropa.

Baca Juga: Ekonom: Perluasan Pasar Perlu Dilakukan untuk Merespons Kebijakan Tarif AS

Sejalan dengan itu, Bhima menilai banyak pasar-pasar ekspor alternatif yang bisa digenjot Indonesia khususnya di ASEAN, mengingat  ekspor Indonesia ke ASEAN baru 18% untuk ekspor non-migas. 

Selain itu, Indonesia juga bisa mendorong ekspor ke Timur Tengah Asia Selatan, Amerika Latin dan Kepulauan Pasifik yang menurut Bhima negara tersebut merupakan pasar-pasar alternatif ini potensial.

Sepakat, Ekonom dan Guru Besar Universitas Andalas, Syafruddin Karimi menyampaikan, Indonesia harus segera merumuskan strategi ekspor yang lebih progresif dengan menjajaki peluang pasar baru di luar mitra dagang tradisional. 

Ketergantungan pada dua atau tiga pasar besar seperti Amerika Serikat dan Tiongkok/China menurutnya tidak lagi realistis, terutama ketika relasi dagang kian dibayangi kepentingan politik dan tekanan tarif.

Indonesia perlu mendorong diversifikasi pasar ekspor Indonesia, dengan lebih dari 50 negara anggota OKI serta mitra di ASEAN dan BRICS yang merupakan lahan subur untuk perluasan ekspor, khususnya untuk produk pertanian, makanan halal, tekstil, dan barang konsumsi menengah. 

"Pemerintah perlu membangun sistem promosi ekspor yang terfokus, mempercepat perjanjian perdagangan bilateral maupun multilateral, serta menyiapkan dukungan logistik dan pembiayaan yang kompetitif,"  ungkap Syafruddin kepada Kontan.

Selain itu terdapat pasar ekspor yang memiliki peluang besar seperti Afrika, Asia Selatan, dan Amerika Latin yang terbuka luas bagi produk Indonesia. Namun menurutnya perlu melakukan desain strategi nasional yang terukur dan tidak reaktif. 

Baca Juga: Pengusaha Eksportir Ikan Jelaskan Hambatan Lakukan Diversifikasi Pasar Selain ke AS

"Ke depan, prospek neraca dagang akan sangat bergantung pada keseimbangan kebijakan perdagangan bilateral dan strategi diversifikasi ekspor Indonesia ke negara lain," ungkapnya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto belum lama ini juga menyampaikan, saat ini Indonesia tengah berusaha memperluas pasar ekspor ke wilayah Eropa dan Australia, sebagai Langkah untuk meminimalisir dampak dari kebijakan Trump. Bahkan pihaknya juga sudah melakukan diplomasi dengan pemerintah Australia dan Eurasia untuk Kerja sama perdagangan.

"Kemarin kita dengan Eurasia juga kita punya target sampai dengan bulan Juni. Dan, kemarin dalam pembicaraan dengan Menteri Perdagangan Australia. Mereka juga menyanggupi untuk menyerap produk Indonesia lebih besar," ujar Airlangga dalam konferensi pers, Jumat (18/4).

Selanjutnya: Regulasi Perbankan Indonesia Dituding Jadi Hambatan Perdagangan AS, Ini Kata Pengamat

Menarik Dibaca: Mustika Ratu dan BPOM Edukasi Kosmetik Aman Melalui Finalis Puteri Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×