kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   -21.000   -1,10%
  • USD/IDR 16.625   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Pelemahan Dolar AS Beri Nafas Bagi Negara Berkembang, tapi Ancaman Baru Mengintai


Rabu, 23 April 2025 / 10:14 WIB
Pelemahan Dolar AS Beri Nafas Bagi Negara Berkembang, tapi Ancaman Baru Mengintai
ILUSTRASI. IMF menilai pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir merupakan fenomena yang luas. REUTERS/Dado Ruvic


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Dana Moneter Internasional (IMF) menilai pelemahan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir merupakan fenomena yang luas dan mencerminkan prospek pertumbuhan ekonomi AS yang semakin lemah serta meningkatnya ketidakpastian global.

"Itu mengarah pada penilaian ulang permintaan global untuk aset dolar,"  ujar Direktur Departemen Riset Dana Moneter Internasional (IMF), Pierre-Olivier Gourinchas dalam konferensi pers yang dipantau secara daring, Selasa (22/4).

Ia menambahkan, setelah beberapa tahun mengalami arus masuk modal yang besar ke pasar keuangan AS, terutama ke pasar berisiko, kini pasar mulai menyesuaikan diri. 

Baca Juga: Alarm dari IMF: Potensi Resesi Global Naik Dua Kali Lipat Efek Perang Dagang

Meski begitu, ia menegaskan bahwa belum terlihat adanya tanda-tanda tekanan besar di pasar, termasuk di pasar valuta asing.

Yang menarik, menurut Gourinchas, adalah bagaimana dampaknya terhadap negara-negara berkembang. 

Di masa lalu, kata dia, penguatan dolar sering kali membawa beban berat bagi negara berkembang karena banyak dari mereka memiliki utang dalam denominasi dolar. 

Namun saat ini, pelemahan dolar justru memberi ruang fiskal dan meredakan tekanan likuiditas.

Gourinchas memperingatkan bahwa meskipun kondisi keuangan menjadi sedikit lebih longgar, tekanan tetap ada dari sisi perdagangan. 

Baca Juga: Efek Perang Dagang, IMF Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2025 Jadi 2,8%

Ketidakpastian global yang tinggi, disertai peningkatan tarif dan volatilitas, menghambat investasi serta aktivitas ekonomi, terutama di negara-negara berkembang yang sangat tergantung pada rantai pasok global.

Hal ini yang membuat IMF kini menurunkan proyeksi pertumbuhan untuk sebagian besar negara berkembang pada 2025 dan 2026.

"Sementara karena mereka juga sangat terhubung dengan rantai pasokan global, ketidakpastian tersebut menyebabkan jeda dalam investasi dan aktivitas, dan mereka akan menderita karena penurunan permintaan untuk produk mereka yang berasal dari tarif," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×