kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Pelantikan Joe Biden diharapkan jadi momentum percepatan pengembangan EBT Indonesia


Rabu, 20 Januari 2021 / 22:17 WIB
Pelantikan Joe Biden diharapkan jadi momentum percepatan pengembangan EBT Indonesia
ILUSTRASI. AS melantik presiden dan wakil presiden yang ke-46 yaitu Joe Biden dan Kamala Harris pada 20 Januari 2021.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Amerika Serikat (AS) resmi melantik presiden dan wakil presiden yang ke-46 yaitu Joe Biden dan Kamala Harris pada 20 Januari 2021. Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta Sarman Simanjorang menilai pelantikan tersebut akan membawa angin segar bagi perekonomian global karena kebijakannya dinilai akan lebih kondusif.

"Dampaknya terhadap perekonomian Indonesia tentu sangat besar karena Amerika menjadi salah satu negara mitra strategis Indonesia di bidang perdagangan. Di masa resesi ini, ekspor Indonesia ke AS periode Januari-September 2020 mencapai US$ 13,51 miliar atau 12,14% dari total ekspor dengan berbagai komoditas andalan seperti minyak kelapa sawit, hasil tekstil, hasil laut, kopi, hingga alas kaki," kata Sarman dalam siaran pers, pada Rabu (20/1).

Peluang ekspor ini diharapkan semakin meningkat dengan jenis komoditi yang lebih luas, sehingga memiliki daya saing yang kuat terhadap komoditi dari negara lain. Sarman menambahkan, yang menarik adalah selama musim kampanye, Joe Biden kerap menyampaikan program pengurangan penggunaan energi fosil dan mendorong penggunaan energi baru terbarukan atau ramah lingkungan.

Hal tersebut artinya bahwa selama kepemimpinan Joe Biden penggunaan energi baru terbarukan (EBT) dinilai akan menjadi terdepan. "Terlebih dalam susunan kabinetnya akan mengangkat seorang Utusan Khusus Presiden AS untuk perubahan iklim, hal ini mengindikasikan bahwa pemakaian energi ramah lingkungan akan semakin ditingkatkan," imbuh dia.

Baca Juga: Biden dilantik jadi presiden AS, berikut saham-saham yang terkena efek positif

Sarman yang juga Komisaris Utama PT Pertamina Geothermal Energy ini menjelaskan, kebijakan itu tentu menjadi momentum bagi Indonesia dalam mempercepat pengembangan energi ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), pemerintah yang menetapkan target pemanfaatan EBT sebanyak 23% dalam bauran energi nasional di tahun 2025.

Data Kementerian ESDM menyebutkan total pembangkit listrik EBT di Indonesia baru di kisaran kapasitas 10.400 megawatt (MW), masih butuh tambahan sebesar 19.000 MW untuk memenuhi target bauran EBT tahun 2025.

"Kebijakan Presiden Joe Biden di bidang energi ramah lingkungan, diharapkan menambah animo pengusaha AS untuk berinvestasi di sektor energi baru dan terbarukan di Indonesia, karena kita memiliki potensi yang sangat besar," ujar Sarman.

Baca Juga: Kata Kadin soal dampak kepemimpinan Joe Biden terhadap perekonomian Indonesia

Di bidang energi panas bumi atau geothermal misalnya, Sarman mengungkap Indonesia memiliki potensi sebesar 23.965,5 MW. Kapasitas terpasang hingga Desember 2020 baru sebesar 2.130,7 MW dari 16 pembangkit listrik tenaga panas bumi, artinya masih besar peluangnya.

Kemudian, Indonesia merupakan negara nomor dua terbesar di dunia yang memiliki sumber panas bumi setelah AS. Disamping geothermal juga terbuka berinvestasi di sektor energi tenaga surya, tenaga biomassa, bioenergi dan air.

Maka untuk menarik investor AS tersebut, pemerintah diminta dapat membuat kebijakan yang menarik baik dari sisi perizinan, stimulus maupun tarif tenaga listrik pembangkit EBT yang memiliki nilai keekonomian yang menarik bagi calon investor.

"Dengan hubungan bilateral yang sangat terjalin baik selama ini, peluang menarik investor di bidang energi EBT di era Presiden Joe Biden terbuka lebar dan harus dimanfaatkan maksimal," ungkap Sarman.

Baca Juga: Meleset dari target, bauran EBT di tahun 2020 baru capai 11,51%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×