Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah kebijakan pemerintah dalam mendorong percepatan realisasi investasi nasional diapresiasi berbagai pihak. Mulai dari penerbitan Undang-undang Ciptaker hingga keluarnya Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 11 Tahun 2021 tentang pembentukan Satuan Tugas Percepatan Investasi (Satgas Investasi).
Keberadaan satgas yang diketuai Menteri Investasi Bahlil Lahadalia tersebut semakin kuat dengan keberadaan dua wakil yaitu Wakil Jaksa Agung dan Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Adapun tugas Satgas Investasi di antaranya yaitu memastikan realisasi investasi setiap pelaku usaha penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing yang berminat dan/atau yang telah mendapatkan perizinan berusaha.
Baca Juga: Target realisasi investasi 2022 melonjak Rp 1.200 triliun, Bahlil: Butuh pelumas
Selain itu, satgas ini juga mendorong percepatan usaha bagi sektor-sektor yang memiliki karakteristik cepat menghasilkan devisa, menghasilkan lapangan pekerjaan, dan pengembangan ekonomi regional/lokal.
Sejak terbit akhir tahun lalu, pemerintah memang bergerak cepat menyusun perangkat pendukung Omnibus Law ini. Mulai dari menyusun sejumlah regulasi turunannya, hingga mentransformasikan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menjadi Kementerian Investasi.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan, langkah pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk memperbaiki iklim investasi ini sudah berada pada jalur yang benar.
Menurutnya strategi jemput bola tersebut akan efektif meningkatkan iklim investasi nasional, terutama terkait transformasi BKPM menjadi Kementerian Investasi.
“Dengan bentuk kementerian akan makin leluasa melakukan berbagai terobosan, sehingga tidak cuma membuat regulasi, Kementerian Investasi juga bisa bergerak cepat melakukan eksekusi kebijakan terkait. Sehingga daya saing investasi nasional bisa meningkat dan hambatan investasi bisa terselesaikan dengan cepat,” ujar Sarman dalam keterangannya, Selasa (8/6).
Sarman optimistis Bahlil, selaku Menves sekaligus Ketua Satgas Investasi, dapat merealisasikan target investasi tahun ini dan tahun depan. Adapun tahun ini target realisasi adalah senilai Rp 900 triliun, dan tahun depan senilai Rp 1.200 triliun.
Keyakinan tersebut dapat dilihat dari rekam jejak Bahlil saat memimpin BKPM tahun lalu dalam kondisi puncak pandemi. Ia dinilai berhasil merealisasikan investasi Rp 826,3 triliun, lebih besar dibandingkan target Rp 817,2 triliun.
Baca Juga: Sri Mulyani ungkap strategi pemerintah dalam menagih piutang BLBI Rp 110,45 triliun
Hal senada diungkapkan ekonom Universitas Indonesia Berly Martawardaya. Ia menilai berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah terkait kemudahan berusaha menunjukkan keseriusan pemerintah memperbaiki iklim investasi nasional. Maklum, dalam beberapa tahun belakangan investasi nasional memang tercatat stagnan.
“Ini menunjukkan effort dan perhatian pemerintah untuk mengatasi hambatan investasi yang terjadi. Missal dari aspek perizinan, kemudian dapat meminimalisir biaya-biaya yang tidak resmi buat investor,” kata Berly.
Meski demikian Berly tetap memberi catatan bahwa keberhasilan realisasi investasi saat ini akan sangat bergantung terhadap kecakapan pemerintah menangani pandemi. Ini terkait sejumlah negara investasi lain yang relatif dapat menekan penyebaran Covid-19 sehingga lebih dijadikan preferensi investor dalam menanamkan modalnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News