Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Menurutnya strategi jemput bola tersebut akan efektif meningkatkan iklim investasi nasional, terutama terkait transformasi BKPM menjadi Kementerian Investasi.
“Dengan bentuk kementerian akan makin leluasa melakukan berbagai terobosan, sehingga tidak cuma membuat regulasi, Kementerian Investasi juga bisa bergerak cepat melakukan eksekusi kebijakan terkait. Sehingga daya saing investasi nasional bisa meningkat dan hambatan investasi bisa terselesaikan dengan cepat,” ujar Sarman dalam keterangannya, Selasa (8/6).
Sarman optimistis Bahlil, selaku Menves sekaligus Ketua Satgas Investasi, dapat merealisasikan target investasi tahun ini dan tahun depan. Adapun tahun ini target realisasi adalah senilai Rp 900 triliun, dan tahun depan senilai Rp 1.200 triliun.
Keyakinan tersebut dapat dilihat dari rekam jejak Bahlil saat memimpin BKPM tahun lalu dalam kondisi puncak pandemi. Ia dinilai berhasil merealisasikan investasi Rp 826,3 triliun, lebih besar dibandingkan target Rp 817,2 triliun.
Baca Juga: Sri Mulyani ungkap strategi pemerintah dalam menagih piutang BLBI Rp 110,45 triliun
Hal senada diungkapkan ekonom Universitas Indonesia Berly Martawardaya. Ia menilai berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah terkait kemudahan berusaha menunjukkan keseriusan pemerintah memperbaiki iklim investasi nasional. Maklum, dalam beberapa tahun belakangan investasi nasional memang tercatat stagnan.
“Ini menunjukkan effort dan perhatian pemerintah untuk mengatasi hambatan investasi yang terjadi. Missal dari aspek perizinan, kemudian dapat meminimalisir biaya-biaya yang tidak resmi buat investor,” kata Berly.
Meski demikian Berly tetap memberi catatan bahwa keberhasilan realisasi investasi saat ini akan sangat bergantung terhadap kecakapan pemerintah menangani pandemi. Ini terkait sejumlah negara investasi lain yang relatif dapat menekan penyebaran Covid-19 sehingga lebih dijadikan preferensi investor dalam menanamkan modalnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News