Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terdapat kenaikan inflasi harga pangan bergejolak pada November 2023, bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pangan bergejolak pada November 2023 sebesar 1,72% mom dengan andil 0,29% pada inflasi umum. Ini naik dari capaian Oktober 2023 yang sebesar 0,21% MoM.
Pun melihat data tahun ke tahun (yoy), inflasi harga makanan bergejolak tercatat 7,59% YoY atau jauh meningkat dari 5,54% YoY pada Oktober 2023.
Deputi Bidang Neraca dan Analisis BPS Moh. Edy Mahmud mengungkapkan, pendorong kenaikan inflasi pangan bergejolak pada periode tersebut adalah komoditas hortikultura, terutama cabai-cabaian.
“Ada cabai rawit, cabai merah, dan cabai bawang merah yang naik. Ketiganya memberi andil inflasi sebesar 0,27%,” terang Moh. Edy dalam konferensi pers, Jumat (1/12).
Baca Juga: Masuk Masa Produksi, BPS Harap Tekanan Harga Beras Pada Inflasi 2024 Mengecil
Moh. Edy menambahkan, tingkat inflasi ketiga komoditas tersebut juga relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan bulan yang sama di dua tahun sebelumnya.
Moh. Edy bilang, penyebab inflasi cabai merah dan cabai rawit adalah cuaca yang tidak menentu, faktor pasokan yang kurang, serta soal kelancaran distribusi.
Dari datanya, inflasi cabai merah tertinggi terjadi di Bulukumba. Ini seiring dengan petani cabai di daerah tersebut tengah menghadapi dampak serius dari musim kemarau panjang, karena fenomena El Niño.
Sedangkan inflasi cabai rawit tertinggi terjadi di Sumenep, karena persediaan yang menipis karena tidak lancarnya pasokan cabai rawit di daerah tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News