kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.753   42,00   0,27%
  • IDX 7.468   -11,36   -0,15%
  • KOMPAS100 1.154   0,16   0,01%
  • LQ45 915   1,77   0,19%
  • ISSI 226   -0,94   -0,41%
  • IDX30 472   1,65   0,35%
  • IDXHIDIV20 569   1,75   0,31%
  • IDX80 132   0,22   0,17%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,25   0,16%

PDIP: Penetapan DPT melanggar undang-undang


Rabu, 06 November 2013 / 16:01 WIB
PDIP: Penetapan DPT melanggar undang-undang
ILUSTRASI. Promo Superindo Berlaku 27-30 Juni 2022.


Reporter: Ferry Hidayat | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. PDI Perjuangan (PDIP) menganggap, penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Senin kemarin (4/11) telah melanggar undang-undang.

"Penetapan DPT melanggar UU Nomor 8 Tahun 2012. Kami (PDIP) tengah mengkaji langkah politik apa yang akan diambil," kata Wasekjen PDIP Hasto Kristiyanto dalam diskusi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (6/11).

Padahal, Hasto bilang, dari angka sebesar itu penetapannya tidak berdasarkan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Hasto menduga angka ini sengaja dipolitisasi dari partai penguasa.

“Angka 10,4 juta pemilih bila dipresentasikan mencapai 10 sampai 13 persen suara, angka itu hampir mendekati gabungan koalisi, pada pemilu lalu PDIP kurang sedikit-lah," imbuhnya.

Hasto mencurigai, kerja sama antara Lemsaneg dan KPU sebagai bentuk pertahanan agar partai penguasa meraih suara setidaknya 13 persen dalam pemilu tahun depan.

Oleh karenanya, PDIP tengah mengumpul 16 ahli IT untuk memberikan banyak bukti yang bermasalah."Pada Selasa kemarin kami lembur bersama ahli IT. Besok kami akan mempresentasikan bagaimana adanya duplikasi NIK," ujar dia.

Hasto mengingatkan, pemilu 2014 mengandung risiko politik yang besar, jika dalam prosesnya tidak melalui transparansi serta itikad untuk menghasilkan pemilu jujur dan adil.

“Pemilu 2014 tanpa incumbent itu risiko politik sangat besar. Seharusnya tidak ada pihak yang ditolerir, ini membahayakan demokrasi," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×