kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

PDB per kapita turun, Indonesia bisa lebih lama keluar dari middle income trap


Senin, 08 Februari 2021 / 21:53 WIB
PDB per kapita turun, Indonesia bisa lebih lama keluar dari middle income trap
ILUSTRASI. KRL Commuter Line melintas dengan latar belakang gedung bertingkat di Pejompongan, Jakarta, Rabu (6/1/2021). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/rwa.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ekonomi Indonesia pada tahun 2020 minus 2,07% yoy. Dengan demikian, Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB), tercatat sebesar Rp 15.434,2 triliun. 

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia ditambah ada pertambahan penduduk, maka PDB per kapita pada tahun 2020 mengalami penurunan. 

“PDB per kapita ADHB tercatat Rp 56,9 juta rupiah atau setara US$ 3.911,7. Karena pertumbuhan ekonomi turun dan di sisi lain penduduknya bertambah,” terang Suhariyanto beberapa waktu lalu. 

Baca Juga: DPR menilai holding ultra mikro justru bisa memperkecil jangkauan kredit usaha kecil

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy melihat, penurunan PDB per kapita pada tahun lalu tak lepas dari efek pandemi Covid-19 yang melemahkan aktivitas perekonomian Indonesia di tahun lalu. 

“Karena ini, ada penurunan produksi barang dan jasa di sepanjang tahun akibat dari beragam kebijakan penanggulangan Covid-19, termasuk pembatasan sosial berskala besar (PSBB),” jelas Yusuf kepada Kontan.co.id, Senin (8/2). 

Senada dengan Suhariyanto, Yusuf juga melihat penurunan PDB per kapita seiring dengan meningkatnya penduduk Indonesia di tahun 2020 menjadi 270,2 juta jiwa dari 237,6 juta jiwa pada tahun 2010. 

Peningkatan penduduk Indonesia ini tentunya mempengaruhi hasil PDB per kapita karena , perhitungan pendapatan per kapita adalah PDB dibagi dengan total jumlah penduduk. 

Baca Juga: Pemerintah akan suntik modal Rp 42,48 triliun untuk 9 BUMN, ini daftarnya

Lebih lanjut, masih adanya pandemi ini dikhawatirkan mampu menjadi batu sandungan bagi Indonesia untuk keluar dari jebakan kelas menengah atau middle income trap.

“Sebelum pandemi terjadi saja, kita tahu bahwa Indonesia berada dalam batas bawah dalam kelompok upper middle income countries, yang artinya perjalanan Indonesia untuk keluar dari jebakan middle income masih sangat jauh,” katanya. 

Terjadinya pandemi justru menambah tantangan dari upaya pemerintah ini. Karena kita juga tahu, pandemi juga berdampak pada bertambahnya angka kemiskinan dan pengangguran, yang padahal, pendapatan masyarakat juga terkait kedua faktor tersebut. 

Baca Juga: Sri Mulyani targetkan holding ultra mikro beri kredit murah untuk 29 juta usaha kecil

Namun, Yusuf yakin, dengan beragam pendekatan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, seperti mendorong industri manufaktur bisa menjadi salah satu peluang bagi Indonesia keluar dari middle income trap. 

Kebijakan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) juga menjadi tugas rumah selanjutnya yang perlu diselesaikan. Fokus pemerintah juga harus lebih menyeluruh tidak hanya ke pendidikan tinggi tetapi juga ke pendidikan anak usia dini.

Selain itu, kebijakan pemerintah dan stimulus yang diberikan oleh pemerintah juga akan sangat mempengaruhi, termasuk kebijakan pemerintah dalam masa pemulihan setelah pandemi. 

Selanjutnya: BPUI akan mendapat PMN Rp 20 triliun, anggota DPR ini sebut BPUI malah kebingungan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×