CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   -30.000   -1,94%
  • USD/IDR 15.740   98,00   0,62%
  • IDX 7.244   -140,01   -1,90%
  • KOMPAS100 1.117   -21,26   -1,87%
  • LQ45 887   -14,43   -1,60%
  • ISSI 220   -4,35   -1,94%
  • IDX30 457   -6,42   -1,38%
  • IDXHIDIV20 554   -6,30   -1,12%
  • IDX80 128   -2,00   -1,53%
  • IDXV30 139   -0,11   -0,08%
  • IDXQ30 153   -1,86   -1,20%

Sri Mulyani targetkan holding ultra mikro beri kredit murah untuk 29 juta usaha kecil


Senin, 08 Februari 2021 / 17:56 WIB
Sri Mulyani targetkan holding ultra mikro beri kredit murah untuk 29 juta usaha kecil
ILUSTRASI. Sri Mulyani targetkan holding ultra mikro beri kredit murah untuk 29 juta usaha kecil


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan Holding Ultra Mikro dapat menjangkau 29 juta usaha kecil hingga 2024. Angka tersebut naik 93% dari target jangkauan tahun ini yakni 15 juta ultra mikro.

Adapun, Holding Ultra Mikro terdiri dari tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) antara lain PT Pegadaian (Persero), PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI).

Harapan Sri Mulyani, nantinya pengusaha di level ultra mikro bisa mendapatkan kredit yang lebih murah. Sebab, nantinya cost of fund (CoF) Holding Ultra Mikro lebih murah dan kompetitif dari biaya dana BBRI saat ini.

Sri Mulyani mengatakan, Holding Ultra Mikro akan menjadi solusi atas akses permodalan yang menjadi salah satu kendala utama usaha ultra mikro saat ini. Mengingat, dari data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) ada sebanyak 60 juta UMKM, 90% di antaranya merupakan pelaku usaha ultra mikro.

Baca Juga: Pegadaian dan PNM ungkap dampak positif holding BUMN untuk Ultra Mikro

Sementara itu, dari total 54 juta usaha ultra mikro, 65% di antaranya masih belum terlayani oleh lembaga keuangan formal. Sebab, Menkeu mengatakan karakteristik pelaku usaha mikro umumnya memiliki vulnerabilitas tinggi, literasi keuangan rendah, akses terbatas, dan tidak memiliki aset kolateral.

“Mereka sangat tergantung dengan lembaga non formal yang mempunyai struktur pembiayaan yang sangat tidak menguntungkan bagi mereka,” kata Menkeu saat Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (8/2).

Setali tiga uang, Sri Mulyani optimistis pembentukan Holding Ultra Mikro akan meningkatkan rasio kredit UMKM terhadap total kredit perbankan dari 19,75% pada tahun 2020 menjadi 22 persen di tahun 2024. 

“Beberapa BUMN yang dimiliki negara yang khusus menyediakan pembiayaan kepada mikro dan menengah melalui bank-bank himbara baik yang konvensional dan syariah sebagai penyalur KUR,” kata Menkeu.

Baca Juga: Sri Mulyani beberkan rencana pembentukan holding ultra mikro dan rights issue BBRI

Dari sisi BUMN, Menkeu mengatakan Holding Ultra Mikro bisa meningkatkan valuasi entitas melalui peningkatan profitabilitas BRI, Pegadaian dan PNM. Selain itu, efisiensi bisnis melalui sinergi entitas dan perbaikan tata kelola yang juga meningkat. 

Kemudian, menurunkan CoF yang bersumber dari dana murah segmen ultra mikro dan sumber pendanaan alternative. Terakhir, membangun organisasi yang berbasis environment, social dan governance.

“Untuk memastikan apa apa yang akan dicapai dalam holdingisasi ini, kami akan tetapkan KPI dan membentuk Komite Eksekutif untuk memantau kinerja holding tersebut. Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) juga sudah konsultasikan dan mereka setuju terutama OJK dan BI serta LPS,” ucap Sri Mulyani.  

Selanjutnya: Utang BUMN Melambung, eh, Kinerja Malah Buntung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×