Reporter: Mona Tobing | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Pemerintah harus segera menghitung ketersedian beras selama tiga bulan ke depan. Sebab diperkirakan, mulai bulan depan hingga Januari 2015 ketersedian atau stok pangan bakal menipis seiring dengan datangnya musim tanam, sementara musim panen raya telah lewat.
Kondisi ini akan membuat harga pangan bakal melompat hingga 20% pada Februari mendatang. Apalagi pasokan beras raskin sudah makin sulit dicari di pasar sejak November hingga Desember. Kondisi itu diperparah dengan masuknya musim tidak tanam sehingga stok, dan kenaikan harga BBM subsidi.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir memprediksi harga beras naik 20% dari harga pokok penjualan (HPP). Misalnya, jika saat ini harga beras medium Rp 6.600 per kg nantinya bisa mencapai Rp 7.300 per kg sampai Rp 7.900 per kg. Plus harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani naik menjadi Rp 4.200 per kg sampai Rp 4.400 per kg dari Rp 3.300 per kg.
“Pemerintah juga harus segera menghitung berapa kebutuhan beras sepanjang tiga bulan ke depan. Kalau sekarang ada stok 1,9 juta ton sampai 2 juta ton selama tujuh bulan ke depan apakah masih cukup? Jika tidak jalannya harus impor,” tandas Winarno pada Kamis (20/11).
Ia menyebut masih ada 1,9 juta ton hingga 2 juta ton cadangan beras yang belum dikeluarkan. Rinciannya, Bulog 1,6 juta ton dan pemerintah punya cadangan beras 310.000 ton. Sisanya, jenis beras premium 150.000 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News