kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pasokan Daging Sapi Masih Kurang, Aspidi Ungkap Faktor Penyebabnya


Jumat, 01 Maret 2024 / 07:45 WIB
Pasokan Daging Sapi Masih Kurang, Aspidi Ungkap Faktor Penyebabnya
ILUSTRASI. Ketersediaan daging sapi untuk konsumsi masyarakat masih kurang. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja


Reporter: Leni Wandira | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Ketersediaan daging sapi untuk konsumsi masyarakat masih kurang. Apalagi dalam hitungan hari sudah memasuki bulan ramadan. Di mana biasanya konsumsi daging sapi semakin meningkat

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia (Aspidi) Suhandri mengeklaim bahwa kebutuhan daging sapi setiap menjelang hari besar khususnya ramadan dan idul fitri mencapai 50.000 ton.

Sedangkan saat ini pihaknya hanya memiliki stok daging sapi kisaran 7.500 ton-9.000 ton. Jumlah pasokan itu baginya masih sangat kurang.

Baca Juga: Percepat Impor, Kemendag Terbitkan Persetujuan Impor Sebanyak 146.243 Ton Daging Sapi

"Stok saat ini hitungan saya dikisaran 7500-9000 ton, stok ini sangat sedikit sekali, biasanya menjelang ramadan dan hari raya stok daging yang dipegang importir sekitar 50.000 ton," ungkapnya saat dikonfirmasi kontan.co.id, Kamis (29/2).

Ia menegaskan bahwa keterlambatan kementerian perdagangan untuk mengeluarkan izin impor atau persetujuan impor (PI) kepada para importir tentunya mendatangkan dampak yang kurang baik bagi pelaku usaha.

Pasalnya, sesuai prosedur para importir seharusnya sudah mendapatkan persetujuan impor untuk tahun 2024 pada bulan Oktober 2023. Namun, pihaknya baru mengantongi PI pada tanggal 22 Februari 2024.

"Jelas ini sangat mengganggu ketersediaan pasokan ke masyarakat menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN)," sambungnya.

Baca Juga: Indonesia Terancam Krisis Pasokan Daging Sapi

Yang dikhawatirkan, kata Suhandri, dengan terlambatnya PI itu keluar maka mereka kesulitan mencari pemasok hingga menyesuaikan harga daging sapi impor.

"Tapi walaupun izin impor ada pasti akan ada problem lain jadi butuh waktu untuk memastikan ketersediaan barangnya ada atau tidak, harganya gimana," tegasnya.

"yang dikhawatirkan adalah ketersediaan daging di pihak negara eksportir dan harga yang akan naik," pungkasnya.

Diketahui, berdasarkan data Neraca Daging Nasional Kemendag, secara total kebutuhan impor daging pada tahun ini mencapai 320.375 ton. 

Total tersebut terdiri dari penugasan swasta mencapai 150.352 ton yang digunakan untuk konsumsi reguler dan industri, sementara 120.000 ton penugasan untuk BUMN Pangan yang digunakan untuk cadangan daging ruminansia pemerintah (CDRP). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×