kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pandemi corona, YDBA dorong UMKM mitra binaannya bisa adaptif


Minggu, 14 Juni 2020 / 08:57 WIB
Pandemi corona, YDBA dorong UMKM mitra binaannya bisa adaptif
ILUSTRASI. Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) mendodorong para pelaku UMKM mitra binaannya bisa adaptif di tengah pandemi corona.


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Adaptif dalam setiap kondisi menjadi hal yang perlu dilakukan pelaku usaha terutama di tengah kondisi pandemi virus corona atau Covid-19 seperti saat ini, termasuk oleh para pelaku UMKM di Indonesia.

Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) Sigit P. Kumala menuturkan pihaknya mendorong para mitra UMKM binaan untuk adaptif dengan melakukan improvement agar dapat mempertahankan bahkan memajukan bisnisnya melalui pasar yang baru. Terdapat strategi jangka pendek dan jangka panjang untuk membantu UMKM mitra binaan YDBA terus tumbuh dan berkembang memasuki era new normal.

Strategi jangka pendek, kata Sigit, yaitu dengan mendorong UMKM untuk mengoptimalkan media online sebagai media untuk memperkenalkan produk dan memperluas pasarnya. Tak hanya itu, meski di tengah pandemi YDBA juga tetap mengadakan pelatihan kepada UMKM yang saat ini dilakukan secara online.

Baca Juga: Ini jurus Kemenkop dan UKM bantu UMKM bangkit pasca pandemi corona

Adapun strategi panjang YDBA bagi UMKM mitra binaan yaitu memperbanyak partner melalui kolaborasi dengan pelaku pentahelix, terutama dalam menggali peluang bisnis bagi UMKM.

"Kami akan perbanyak patner atau rekanan melalui kolaborasi pentahelix terutama dengan menggali keluhan UMKM. Kolaborasi pentahelix ini libatkan 5 unsur yaitu pemerintah, komunitas, masyarakat, akademisi dan pengusaha," jelas Sigit dalam teleconference sharing UMKM dengan tema “Adaptive melakukan Improvement di Tengah
Pandemi Covid-19” pada Jumat (12/6).

Melalui kolaborasi tersebut Sigit berharap dapat mempermudah langkah untuk mengembangkan dan menjadikan UMK mandiri dan siap go internasional.

Salah satu contoh adaptif melalui perbaikan di tengah pandemi dari mitra UMKM binaan YDBA adalah menangkap peluang produksi alat pelindung diri (APD).

Contohnya, salah satu pelaku UMKM binaan YDBA yakni Abdul Manap, pemilik UD Karunia Mandiri di Tarikolot, Citeureup, Bogor. Abdul mengungkapkan, pandemi Covid-19 membuat usaha produksi akaesori atau bracket kendaraan roda dua miliknya menurun.

Penurunan penjualan aksesoris kendaraan roda dua dirasakan pada bulan Februari hingga Maret. Pada Januari 2020, Abdul mendapat pesanan 1.650 bracket, lalu menurun menjadi 1.100 buah pada Februari dan merosot jadi 640 buah barcket pada Maret lalu.

"Kami hampir dibilang mati suri bisa makanya di bulan Maret itu saya banyak sharing sama pengurus YDBA terkait perjalanan usaha saya, ada masukan bagaimana kalau kita coba produk face shield," cerita Abdul.

Baca Juga: Teten Masduki ingin aplikasi GrabMerchant dorong percepatan UMKM go digital



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×