kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini jurus Kemenkop dan UKM bantu UMKM bangkit pasca pandemi corona


Minggu, 14 Juni 2020 / 06:27 WIB
Ini jurus Kemenkop dan UKM bantu UMKM bangkit pasca pandemi corona
ILUSTRASI. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi sektor usaha yang merasakan dampak cukup dalam dari pandemi virus corona (Covid-19). Berbeda dengan krisis tahun 1998 dimana UMKM saat itu justru menjadi pahlawan dalam menggerakkan kembali perekonomian nasional.

Memasuki masa new normal, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, pihaknya telah menyiapkan strategi guna mendorong UMKM dan koperasi bangkit pasca wabah Covid-19 nanti.

Teten menyebut ada lima kebijakan yang akan dilakukan dalam tiga fase. Pertama, fase survival. Di Fase ini Kementerian Koperasi dan UKM akan membantu UMKM dan koperasi yang terdampak pandemi Covid-19 agar dapat bertahan.

Baca Juga: HIPMI: UMKM di daerah banyak yang tidak tahu pemasaran melalui digital

"Kita tahu konsumsi turun, industri juga, dan lainnya sehingga banyak UMKM yang kesulitan buat membayar pinjaman mereka. Nah ada restrukturisasi bagi kredit mereka, cicilan bisa ditunda enam bulan, bunga kita subisidi. Ini kita harapkan bisa membantu cash flow UMKM," kata Teten dalam diskusi daring Sonora 'Strategi UMKM Indonesia Bangkit Pasca Corona', Sabtu (13/6).

Selain itu, Teten juga menyampaikan akan ada pemodalan baru yang mudah dan ringan bagi UMKM dan koperasi.

"Di perbankan masih tersisa kredit usaha rakyat (KUR) Rp 129 triliun dari Rp 190 triliun yang dialokasikan di tahun ini dengan bunga 6%. Saya kira cukuplah mendukung dana modal kerja bagi UMKM," imbuhnya.

Tahap kedua, fase recovery, yang nantinya akan diidentifikasi sektor mana saja dan daerah mana saja yang sudah dapat dilakukan reaktivasi. Tentunya juga menunggu kebijakan dari Kementerian Kesehatan dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, serta kesiapan pelaku UMKM untuk menerapkan protokol kesehatan.

Fase ketiga, meningkatkan kemampuan UMKM untuk dapat berkembang, salah satunya melalui digitalisasi UMKM. Teten menyebut dari data Bank Indonesia (BI) ada kenaikan penjualan online 18% selama pandemi ini.

Namun sayangnya, Teten mengungkapkan, baru ada 13% atau sekitar 8 juta UMKM yang sudah terhubung dengan marketplace digital. Teten menambahkan sebenarnya momen saat ini dapat dikatakan tepat untuk mempercepat UMKM go digital.

"Momentum sekarang jadi percepatan UMKM ke digital, nah penting edukasi lalu inkubasi bagi mereka agar terhubung dengan ekosistem digital. Kami juga akan menghubungkan dengan market di luar juga," jelasnya.

Baca Juga: Hingga Mei 2020, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) restrukturisasi KUR Rp 18,6 triliun




TERBARU

[X]
×