kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Paket ekonomi diandalkan untuk gaet investasi


Rabu, 08 Februari 2017 / 14:14 WIB
Paket ekonomi diandalkan untuk gaet investasi


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi 5,1% seperti tertera pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyasar laju investasi 6% sebagai pendorongnya. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengakui, menaikkan realisasi investasi menjadi lebih tinggi adalah hal sulit.

Sekadar mengingatkan, pertumbuhan investasi tahun lalu yang tercermin dari Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tercatat sebesar melambat dari 5,01% pada 2015 menjadi 4,48%.

Realisasi investasi pemerintah pada tahun ini juga diperkirakan tidak bisa tumbuh lebih tinggi karena belanja modal tahun lalu terkontraksi 21,88% dibanding tahun 2015.

Tapi, Darmin bilang masih ada cara. Salah satunya, kesempatan investasi yang dibuka lebih jauh lagi.

“Intinya, kita punya sesuatu atau tidak untuk ditawarkan? Sekarang ini kita sudah punya aturan yang lebih rinci, mengenai misalnya investasi swasta di infrastruktur bagaimana. Itu kalau dulu kan tidak. Dulu listrik harus SPV. Sekarang kita punya macam-macam pilihan,” ucapnya saat ditemui di Auditorium CSIS, Rabu (8/2).

Darmin menambahkan, pihaknya akan terus melakukan paket-paket kebijakan sekaligus memperbaikinya agar efisien sehingga investor tertarik.

“Ini perjuangan yang tidak bisa meloncat-loncat begitu. Pokoknya ini merangkak perlahan. Jangan berharap naik dari 4% ke 6% ke 7%. Tidak ada itu,” ucapnya.

Secara terpisah, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menjelaskan, di dalam PMTB yang tercatat melambat menjadi 4,48% pada 2016, seperlimanya adalah Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang mengalami petumbuhan 13%.

Namun demikian, ada komponen-komponen lain seperti reinvestasi dari profit korporasi yang masih sangat lesu. Ia mencatat, reinvestasi dari profit korporasi nilainya dua kali lipat besar dibandingkan dengan PMA ditambah dengan PMDN. 

Dirinya mengatakan, untuk memperbaiki investasi, paket kebijakan harus diimplementasikan.

"Saya yakin dengan implementasi dari paket-paket kebijakan yang sudah dikeluarkan, itu akan dirasakan manfaat yang kongkrit di lapangan dan itu yang akan mengangkat semangat daripada pelaku-pelaku usaha," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×