kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,47   -12,05   -1.29%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pakai Mekanisme Suku Bunga, BI Ingin Menahan DHE Tinggal Lebih Lama di Dalam Negeri


Selasa, 22 November 2022 / 15:49 WIB
Pakai Mekanisme Suku Bunga, BI Ingin Menahan DHE Tinggal Lebih Lama di Dalam Negeri
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) terus berupaya untuk membuat eksportir betah memarkir devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) terus berupaya untuk membuat eksportir betah memarkir devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri. 

Pada awal bulan ini, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan BI tengah mempertimbangkan pemberian insentif. Insentif yang diberikan bisa berupa insentif pajak maupun mekanisme suku bunga yang lebih menarik. 

Pada saat rapat bersama dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI kemarin, Senin (21/11), Perry mengungkapkan, saat ini sudah ada titik terang mekanisme yang bisa dilakukan untuk membuat DHE tinggal lebih lama di tanah air. 

Baca Juga: Mati-Matian Jaga Rupiah, BI Beberkan Strategi Agar Cadangan Devisa Tak Tergerus

“Kami sudah berdiskusi dengan perbankan maupun sektor riil, sudah ketemu (caranya), dan semoga bisa direalisasikan. Kami melihat mekanisme pasar bagaimana, dan kami menimbang dengan mekanisme suku bunga,” terang Perry. 

Perry menyiratkan, ada diskusi antara BI, perbankan, dan para eksportir mengenai mekanisme suku bunga saat ini. Salah satu yang disorot adalah perbandingan suku bunga yang ditawarkan Indonesia dengan luar negeri. 

“Apakah mekanisme suku bunga dalam negeri menarik atau tidak? Tapi ini sudah ketemu antara eksportir dengan perbankan, perbankan dengan kami. Sudah ketemu. Dan semoga ini bisa dilakukan,” tambahnya. 

Dengan DHE yang parkir lebih lama di dalam negeri, ini mampu menambah suplai valas Indonesia. Dengan demikian, otot rupiah bisa lebih kuat dalam menghadapi ketidakpastian di pasar keuangan dalam negeri. 

Seperti diketahui, di tengah ketidakpastian dan pelemahan nilai tukar rupiah, BI mati-matian untuk melakukan intervensi. Upaya intervensi ini menyedot cadangan devisa Indonesia. 

Sebagai bantalan pertama pergerakan rupiah, cadangan devisa Indonesia terus berkurang. Per akhir Oktober 2022, cadangan devisa Indonesia tersisa US$ 130,2 miliar.

Perry mengaku sedang putar otak agar cadangan devisa tak kembali tergerus. Salah satunya, adalah upaya membawa balik DHE ke Indonesia dan menjaganya untuk tinggal lebih lama. 

Baca Juga: Merayu Pemilik Dollar agar Betah di Bank Lokal

Namun, selain mekanisme DHE, Perry mengaku tengah mengkaji cara-cara lain agar cadangan devisa tetap kuat dalam menopang rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Terlebih, stabilitas nilai tukar rupiah juga menjadi salah satu kunci dalam menjaga inflasi. “Kami mati-matian menjaga nilai tukar rupiah agar imported inflation tidak terlalu tinggi dan stabilitas moneter tetap terjaga,” tuturnya. 

Lebih lanjut, dengan kondisi terkini, Perry memperkirakan rata-rata nilai tukar pada tahun 2023 akan berada di kisaran Rp 15.070 per dolar AS.

Sebagai tambahan informasi, nilai tukar rupiah memang masih melemah. Hingga 16 November 2022, nilai tukar rupiah melemah 8,6% ytd. Namun, pelemahan ini diklaim lebih baik dibandingkan dengan negara sebaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×